SONGKO

M A R U T A M I
Chapter #41

Chapter 41

Benar mereka sampai di puncak gunung saat matahari hampir menutup diri. Tapi, justru itulah yang mereka suka, karena bisa melihat senja itu beradu dengan gelombang kecil di lautan yang luas. Pemandangan itu mereka nikmati sembari mensyukuri sebuah anugerah besar, negeri ini diperindah dengan alam yang eksotik. Bukan hanya beragam isi dan manusianya yang bersuku budaya, alamnyapun menyimpan keindahan yang tak sanggup kuas lukiskan pada kanvas kosong. Melihat jelas lebih indah dibanding dengan melukisnya dengan tinta dan warna.

Pulau Lipan, sebuah pulau yang berbentuk seperti bagian perahu yang kandas itu pun tampak jelas di ujung barat daya puncak gunung Awu.

“Luar biasa... negeriku tak tertandingi dengan negeri manapun. Keindahan yang benar-benar indah.” Ucap Resti dengan wajah sumringah.

“Sayang banget, Isnan tidak ikut dengan kita. Nyesel kalau dia nanti aku perlihatkan rekamannya” tambahnya.

“Itu pulau Lipan” kata Ersa tersenyum dan membiarkan anak rambutnya bergoyang disapu angin di puncak gunung.

“Lebih baik, kita istirahat. Semua tenda harus sudah terpasang sebelum gelap. Besok pagi, kita akan mulai menjelajah di puncak yang luas ini. Karena konon makam tua itu ada di puncak sebelah kanan dari kita berdiri” tambahnya dan menatap wajah Resti.

Mereka segera menyiapkan tenda masing-masing. Ersa, Mery, Zack, Ari, Selvi dan Resti. Kecuali Astri yang memang tidak membawa tenda. Alhasil, Restilah yang menampung Astri tidur di tendanya.

Tenda berwarna-warni itu sudah berdiri di atas puncak gunung Awu. Semua peralatan dibiarkan terdiam sejenak. Mereka melepas lelah, dan membuat api unggun mengusir nyamuk yang sebentar lagi akan bergerilya mencari darah-darah segar.

Resti iseng memutar kembali video hasil rekamannya di dekat pohon di puncak Gunung Awu. Ada satu pohon yang sering digunakan pendaki untuk menikmati sore. Di bawahnya ada batu yang sudah lama dijadikan tempat duduk. Kali ini, Resti senyum-senyum sendiri saat memutar video kocak Isnan di vila dan beberapa tempat lain yang pernah disinggahi tim ekspedisi di sangihe.

Asyik memutar cepat video yang ada di handycame, Resti tiba-tiba memasang wajah ciut. Terdiam sejenak, saat sebuah rekaman Isnan sebelum hilang. Isnan merekam videonya dengan sendiri. Bercerita tentang ketakutan yang dialaminya. Kegelisahan dan mimpi-mimpi yang beberapa malam terakhir. Dalam video Isnan sempat menangis sebelum akhhirnya keluar dari gubug dan duduk di depan. Handycame itu terus merekam malam. Dan...

Lihat selengkapnya