Sop Brokoli

Oleh: Rifan Nazhip

Blurb

Awalnya Eppok membenci Ello. Ya, mungkin karena penghidupan pria itu senin-kamis, berwajah pas-pasan, rambut keriting merimbun, persis brokoli. Meski senang melucu, terkadang dia menyebalkan. Begitupun, Ello perhatian dan berhati tulus. Entah mulut penyair mana yang dipinjamnya, hingga ketika sedang serius, dia menjadi romantis. Kendati kata romantis itu tak jarang berujung "rokok makan gratis".

Rasa benci Eppok bertambah saat muncul pangeran impian: Bos Sambodo. Pria tajir, tampan dan super cool. Sepertinya semua wanita akan meleleh bila berhadapan dengannya. Tapi Bos Sambodo memiliki plus-minus juga. Mirip namanya, dia pribadi sebodo teing. Dingin bagai gunung es. Cuek dodol, de, el, el-lah. Kerap Eppok ragu apakah si bos memiliki hati atau tidak?

Namun siapa yang bisa menebak ujung cerita kala benci berganti cinta. Sekat antara keduanya hanya setebal kulit ari. Maka bila benci, bencilah sekadarnya, begitupun cinta. Ketika perlahan cinta Eppok bersemi kepada Bos Sambodo, tapi pada saat bersamaan cinta yang dititipkan Ello, mulai bertunas. Ya, Tuhan, Eppok pusing tujuh keliling memilih salah satu di antara mereka.

Lihat selengkapnya