Sopir buta yang membawa Cahaya

Lestiyani
Chapter #5

Bab 5 — Aroma Dosa

Hari itu, truk yang datang lebih berat dari biasanya. Navid tidak bisa melihat warna cat atau bentuk kotaknya, tapi ia tahu ini bukan kargo biasa dari gemanya.

“Kargonya padat. Tiga bagian depan. Berat jenisnya lebih dari bahan medis,” katanya ke dirinya sendiri sambil menyentuh roda dengan tangan kanan dan mengetuk sisi platnya dengan ujung tongkat kayu.

Sopir lain berkata pelan, “Katanya ini zat cair. Sangat rahasia. Jangan ditanya.”

Navid tahu betul: zat cair seberat itu, dengan pengawalan berlapis dan arah menuju barat laut, hanya berarti satu—bahan kimia kelas militer.

Tapi yang membuatnya menggigil bukan data itu.

Bukan pula arah tujuan truk.

Yang membuat Navid berlutut di antara debu terminal logistik adalah bau.

Ia menyentuh sisi belakang truk, menempelkan hidungnya ke celah besi pendingin. Bau itu tak seperti bensin. Bukan pula zat industri biasa. Tapi sesuatu yang pernah menghantui masa mudanya: bau racun saraf.

Lihat selengkapnya