Sulur kehidupan memanjang satu persatu. Sesekali terlilit sebelum mulai memanjang tanpa ragu. Setiap sulur meninggalkan kisah pilu, bahagia , maupun haru. Bukankah kehidupan memang begitu ? Memercik cahaya seterang lampu. Meski terkadang harus terbakar menjadi abu. Tak apa, jalan kehidupan menjadikan segala rasa mampu bersatu padu.
Terkadang, aku hampir lupa. Hampir lupa tentang hukum yang saling bersinggungan di dunia. Entah memang hampir lupa atau sengaja melupa. Setiap pilihan, mengandung konsekuensi sebagai gantinya. Sisi gelap dan terang sudah pasti adanya. Tak ada yang sempurna. Begitu pula dengan jalan hidup yang ku tempuh adanya. Tentang mimpi-mimpi yang ku pegang teguh semula. Sebelum pada akhirnya meruntuhkan rasa percaya. Sebelum pada akhirnya membawaku pada malapetaka. Melupakan tujuan yang telah kubangun sejak pertama. Hingga diriku hampir terlupa, aku ini manusia biasa. Segala persepsiku mampu menghadirkan salah sangka. Angan dan mimpiku mampu dilibas dengan mudah oleh takdir sang maha kuasa.
Sudahlah, kutandaskan lagi bahwa aku manusia. Sulit bukan, untuk menjadi sempurna. Sulit pula untuk menjadi sederhana tanpa banyak cela. Garis takdir telah ditentukan sang maha esa. Tak ada yang mampu mengelaknya. Sebab itu, ku coba menjadi versi terbaik dari diriku. Agar kelak setiap pilihan dan konsekuensi mampu bersatu padu tanpa mengguratkan pilu.