Blurb
Angkasa datang tanpa janji, tanpa gempita. Ia hanya hadir. Dalam senyum kecil, percakapan singkat, dan perhatian yang tak pernah diminta tapi selalu ada. Sampai semua menjadi "terlalu berarti"-dan akhirnya, hilang.
"Kalau aku tahu bakal kehilangan kamu, aku nggak akan jadiin kamu segalanya."
Alana tak sempat memaafkan, apalagi mengucapkan selamat tinggal.
Tapi hidup tak berhenti di kehilangan. Karena di antara serpihan kenangan, ada satu hal yang masih bisa disusun ulang: hati.
Ini bukan hanya cerita tentang cinta,
tapi tentang hampa, maaf yang terlambat, dan pulih yang tak pernah utuh.