Sosmed, I'm Falling Love

Vsiliya Rahma
Chapter #3

#Part 3

Rhea saat ini tengah berdiri di belakang barisan kelas XII. Gadis itu mendapat tugas untuk mengatur ketertiban upacara, khusus barisan kelas dua belas. Dari garda belakang yang merupakan salah satu tugas anggota PKS.

Gadis itu mengumpat di dalam hati, hari ini begitu panas. Matahari bersinar dengan teriknya, terasa membakar kulit. Peluh terus saja menetes dari kening Rhea yang tertutup topi. Dia besyukur karena mendapat tugas ini. Dia tidak bisa membayangkan jika dirinya berada di barisan depan. Bisa saja gadis itu pingsan karena ia belum sarapan pagi ini. Kebiasaan buruk Rhea jika kesal dengan ayahnya.

Gadis itu menghela napas menyaksikan dua kakak kelas yang ia pegang tengah bercerita sendiri, bukannya mendengarkan amanat dari Kepala Sekolah. Dengan berani Rhea menghampiri mereka. Rhea bergedik ngeri melihat make up tebal yang menutupi wajah salah satu gadis itu. Entah berapa kilo bedak yang dia taburkan di wajah. Gadis itu semakin risih ketika melihat bibir yang semerah darah yang menghiasi wajah tirus itu, padahal peraturan sekolah tidak memperbolehkan siswanya untuk berdandan menor seperti itu.

“Maaf, Kak! Tolong jangan bicara sendiri!” tegur Rhea masih dengan sopan.

“Siapa lo, ngatur-ngatur kita?” jawab gadis bermake up tebal dengan memasang wajah songong. Matanya menatap Rhea menantang, kedua tangan sengaja ia lipat di depan dada. Seakan menunjukkan bahwa dia yang paling berkuasa. Rasanya Rhea ingin sekali memukul cewek itu. Tangannya bahkan sudah terkepal, siap melayangkan tinju.

'Sabar, Rhe! Sabar! Jangan sampai kejadian di SMP terulang kembali. '

Rhea menghela napas sebelum kembali berucap, “Saya di sini hanya menjalankan tugas, Kak. Jika Kakak tidak mengikuti peraturannya, maka dengan terpaksa saya akan membawa Kakak ke dalam barisan siswa tidak tertib.”

Tentu saja perkataan Rhea menyulut emosi gadis yang notabene kakak kelasnya itu. “Lo kelas berapa, ha?” Rhea hanya diam, tak berniat membalas karena itu akan menimbulkan keributan.

Gadis itu mengeluarkan tisu yang ia simpan di saku dan mengulurkan tisu itu pada kedua gadis di depannya.

“Kakak hapus lipstiknya sendiri atau mau saya bantu?” ujar Rhea dingin.

“Lo nantang gue! Bera—” Tanpa diduga, Rhea sudah menempelkan tisu itu di bibir gadis di depannya—mengusapnya kasar—hingga lipstik yang awalnya rapi menjadi berantakan sekarang. Sedangkan pemilik bibir mendadak terdiam, terkejut dengan sikap Rhea.

“Maaf, karena saya lancang. Tapi, saya hanya menjalankan tugas.” Dia kembali menyodorkan tisu pada cewek di depannya yang hanya melongo sedari tadi menyaksikan keduanya.

"Tolong bantu teman Kakak buat bersihin noda lipstik di bibirnya!"

Lihat selengkapnya