Terulang lagi, Abigail terbangun oleh teriaknya sendiri, nafasnya memburu, keringat dingin membanjiri keningnya, "astaga..."
dalam hati dia berdoa semoga Krista engga bangun gara-gara teriakannya tadi, dia menyibak selimut dan bangun untuk duduk dan bersender di headboard. Abigail mengusap-usap kepalanya, tiba-tiba merasa pening dan membuatnya mual. Abigail menahannya selama beberapa detik, sakitnya bukan main. Ia mengernyit, tangannya terus memijit keningnya.
"mama..."
suara itu lagi, Abigail mendengus, saat tidur tadi, sama dengan saat dirinya masih di rumah sakit, dia dikelilingi oleh kabut yang tebal dan langit yang kelabu, tak ada yang bisa dilihatnya, kabut itu benar-benar membuat dirinya tak bisa melihat sekitar. Abigail diam, tak berani bergerak, begitu terus sampai suara seseorang terdengar dari depannya,
"kamu mau kemana?"
"aku akan pergi, jangan cari aku, dan jangan berharap aku akan kembali lagi"
Abigail mengernyit, terdengar suara perempuan dan laki-laki, dan suara perempuan itu terdengar lebih tua dan Abigail menduganya itu adalah ibunya, namun itu hanya dugaannya.
"Je-"
dan lagi-lagi, tiba-tiba pundak Abigail di tepuk dari belakang, dan sekarang terasa lebih keras. Cepat-cepat menoleh, ingin melihat siapa pelaku yang asal tepuk-tepuk pundaknya, Abigail malah terbangun.
dan sekarang suara itu muncul lagi, itu terasa seperti Abigail tengah dibisiki, merinding sih tapi dia berusaha biasa aja.
Abigail bakal merasa konyol kalo tiba-tiba adiknya masuk dan tercyduk dirinya tengah merasa ketakutan dan heboh bercerita, tapi adiknya malah gak percaya.
dia masih diam, matanya melirik ke jam dinding, pukul 6 pagi.
"eh.." tiba-tiba mualnya mulai kambuh lagi, langsung aja dia lari ke kamar mandi, Abigail udah berusaha buat gak terlalu berisik waktu buka pintu, tapi kayaknya gagal, gak lama dari Abigial ngebuka pintu dan udah lagi megang kenop pintu kamar mandi. Suara pintu terbuka dari kamar Krista terdengar, masa bodo, Abigail udah bener-bener gak bisa nahan.