“Rio de Janeiro?”
Kombinasi antara kaget, setengah tak percaya, dan merasa tertantang ketika saya mengucapkan nama kota tersebut di depan ponsel. Malam itu, di tengah kepuyengan saya mengejar deadline suatu lomba, editor dari teen@noura menelepon saya. Firasat bahwa saya akan menerima “teror” saat akan mengangkat telepon benar-benar terbukti.
Brazil? Saya belum pernah sekalipun mengunjungi negara ini. Bermimpi pun belum pernah. Tapi, entah angin apa yang membuat saya begitu mantap menerima tantangan dari editor untuk mengubah setting outline novel saya menjadi Brasil, tepatnya Rio de Janeiro. Petualangan riset saya dimulai detik itu juga. Ajaibnya saya bisa menyelesaikan perubahan outline malam itu juga. Lebih gilanya, keesokan harinya editor langsung menyetujuinya.
Setelah melewati riset yang membutuhkan waktu lebih lama dibanding menulisnya (ya ya ya, harus saya akui di awal saya terlalu santai :D ) naskah ini pun selesai akhir tahun lalu.
Alhamdulillahi robbil ‘alamin! Puji syukur yang tiada tandingannya pada Allah Swt. atas kesehatan, kesempatan, dan kemudahan untuk saya khususnya selama mengerjakan projek spesial ini. Tanpa-Mu saya tak mungkin bisa menuliskan keindahan senja Pantai Ipanema dengan suasana persaingan sepak bola ini pada pembaca.
Matur sembah nuwun dhumateng Ayah kaliyan Ibu. Sumber inspirasi dan motivasi saya. Terima kasih atas segalanya.