Gemma menghembuskan napas berat, meletakan ponselnya yang masih memutar sebuah film drama.
Memandang kearah laptop dengan perasaan jengkel, pasalnya ini adalah film ke-5 yang selesai ia tonton sejak membuka aplikasi Netflix untuk mencari inspirasi tulisannya. Belum ada satu kalimat yang ia tulis dalam lembar putih tersebut, otaknya pun tak mampu berpikir untuk merangkai kata menjadi sebuah kalimat.
Gemma mencoba mengetik sebuah adegan yang terlintas dalam pikirannya, namun ia hapus karena tidak sesuai dengan bayangannya.
"Ayo Gem berpikir!" serunya.
Layar ponsel yang masih menyala lebih menarik daripada sorotan lampu dari layar laptop. Sebuah rekomendasi film serupa membuat Gemma lebih memilih melihat layar ponselnya.
"Oke satu lagi, habis itu langsung nulis"
Suara alarm terdengar sangat kencang dalam satu kamar, alarm berusaha membangunkan pemiliknya yang masih terlelap.
Sebuah ketukan pada pintu pun mencoba membangunkan pemilik kamar.
"Gem, Gemma! Bangun hoy!"
5 menit sudah alarm terus berbunyi, ketukan pada pintu tidak berhenti sampai pemilik kamar membukanya.
Gemma memegang kepalanya, tidurnya agak terganggu dikarenakan suara bising yang memenuhi kamarnya. Ia mencoba membuka mata perlahan, melihat langit-langit kamar yang tampak lebih tinggi.
"Gem bangun! Telat ngampus nih!"
Dengan santai khas orang bangun tidur, Gemma membuka pintu mempersilahkan temannya untuk masuk. Namun bukannya masuk, temannya malah mencubit tangan Gemma agar sadar sepenuhnya.
"Liat jam! Bisa telat gue kalau kayak gini!"
"Au au au, sakit Ay" Gemma mengusap bekas cubitan Ayura yang memerah dilengannya.
Berjalan kearah ponselnya berada, mencoba melihat jam digital yang tertera disana. Dengan kaget Gemma melempar kembali handuk yang sempat ia ambil di depan pintu.
"Bentar bentar, 2 menit. Gue gosok gigi doang sama cuci muka" Gemma dengan segara memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Sedangkan Ayura dengan sabar memasukan laptop kedalam ransel milik Gemma.
Ayura masih memperhatikan temannya itu saat dengan asal mengambil baju dari dalam lemari. Rambut yang masih berantakan seperti singa pun dihiraukan Gemma.
"Ay, masukin laptop sama note gue dong, tolong" tanpa Gemma meminta, Ayura sudah lebih dulu memasukannya kedalam ransel.
"Jangan lupa nyisir sama pake parfum yang banyak"
Sisir yang Gemma pegang ia sangkutkan pada rambutnya. "Nyisirnya sambil jalan aja, ga sempet. Ayo!" ditariknya ransel, ponsel serta tangan Ayura untuk keluar dari kamarnya.
Gemma dan Ayura berlari mengejar keterlambatan, walau jarak kost dan kampus mereka dekat. Seharusnya mereka bisa menempuh jarak dalam waktu 10 menit dengan berjalan kaki, namun di depan gang kost mereka sedang ada perbaikan jalan yang mengharuskan mereka untuk mencari jalan lain.
"Lo kebo banget deh kalau tidur, terlambat kan!" keluh Ayura.
"Iya maaf, Ay"
Gemma menarik tangan Ayura saat menyebrang, namun mereka tidak sadar akan mobil yang melaju dengan kencang dari arah berlawanan. Gemma yang menyadari terlebih dulu segera mendorong Ayura ketempat yang lebih aman.
Ia menutup matanya, tidak ingin melihat apa yang terjadi selanjutnya.
**
Gemma memakan buburnya dengan kesal. Ia sudah tidak mandi pagi ini, hampir saja tertabrak mobil, namun saat sampai ke kelas, dosen mata kuliah pagi ini tidak hadir dikarenakan urusan keluarga.
"Kaga mandi lagi lu?" tanya Wisnu sambil menarik kursi samping Gemma.
"Kecium banget ya?" Gemma mencium ketiaknya bergantian di depan Wisnu tanpa rasa malu.
"Jorok banget" sindir Wisnu.
"Depan lu ini" ucapnya sembari memakan kembali buburnya.
Tidak ada percakapan diantara mereka sampai teman sekelasnya ikut duduk disatu meja yang sama.
"Eh Wisnu, makan juga?" tanya Hira.
Wisnu mengangkat mangkuknya menandakan jika ia sedang makan, "Iya nih Ra, belum sarapan tadi"
Hira tersenyum mendapat jawaban dari Wisnu. Satu kampus tau jika Hira menyukai Wisnu, tetapi Wisnu yang tampak cuek seperti menghiraukan perasaan tertarik yang Hira tampilkan dengan terus terang.
"Gem!" Gemma kaget sampai tersedak. Teman-temannya bukannya memberikan air, malah kompak berkata "hekm hekm, pelan Gem"
"Paan sih Her!" tanya Gemma jengkel. Namun itu hanya dalam pikirannya, kenyataannya ia hanya melihat Herdian dengan tatapan bingung.
"Naskah udah belum?" tanya Herdian.
"Udah, baru sedikit" jawab Gemma.
"Ah elu mah, udah pake cerita gue aja. Cerita dari lo mah lama. Jam 2 syuting di saung" Herdian meninggalkan Gemma keluar dari kantin. Sedangkan Gemma tambah jengkel dengan moodnya.