Siang itu sekitar pukul jam 2 siang, pesawat dari arah negara Amerika baru saja landing di bandara internasional Indonesia, Soekarno Hatta. Keadaannya sangat ramai, banyak orang yang berlalu lalang. Ada yang ingin pergi dan ada juga yang baru sampai.
Salah satunya, Jenaka. Ia baru saja sampai di bandara Soekarno Hatta setelah perjalanan lelahnya dari Amerika. Ditemani oleh sang Kakak tercinta bernama Arick.
Mereka jalan menyusuri pintu kedatangan yang sudah ditunggu oleh para wartawan berita tv, dan juga fans dari Jenaka. Antusias fans membuat Jenaka langsung menghampiri mereka yang sudah menunggu lama kedatangan Jenaka. Dan wartawan pun mendekat untuk mewawancarai Jenaka.
"Halo, pemirsa semua. Aku baru aja sampai di Indonesia, dan senang banget ternyata udah ditunggu sama mereka-mereka ini." ucap Jenaka ketika diberikan mic oleh salah satu wartawan televisi.
"Denger-denger Jenaka sengaja pulang lebih awal untuk memberikan surprise buat Angga, betul?" tanya salah seorang wartawan lainnya.
Jenaka tertawa. Merasa rencananya sudah banyak diketahui oleh banyak orang. Ia takut jika nanti rencananya akan gagal. "Semoga aja dia gak tahu, ya." ucap Jenaka.
Setelah banyak pertanyaan yang ditanyakan oleh para wartawan, salah satu fans dari Jenaka memberikan kue ulang tahun dihiasi lilin yang sudah menyala diatasnya. Jenaka merasa sangat. Pasalnya, ulang tahun Jenaka sudah lewat namun orang-orang yang menyayangi Jenaka ini begitu sangat peduli terhadapnya.
Riuh dengan nyanyian lagu Happy Birthday yang membuat mereka-mereka menjadi tontonan pasang mata banyak orang yang sedang berlalu lalang. Bahkan ada juga yang asik melihat dengan sambil merekam moment langka yang mungkin bagi orang lain tidak akan bisa dilihat lagi secara langsung nantinya.
Masih dalam sorotan kamera para wartawan, Jenaka mengepalkan kedua tangannya tepat dibawah dagu sambil memejamkan matanya seraya berdoa mengucap make a wish dalam hati. Lalu membuka matanya dan meniup lilin yang berada di kue ulang tahun itu.
Jenaka tidak menyangka dengan fansnya yang begitu sayang juga memberikan kado untuk Jenaka. Mengucap rasa terima kasih atas kebaikan fansnya. Jenaka tidak bisa membalas kebaikan fansnya, selain ia harus memberikan yang terbaik dan menjadi bermanfaat sebagai sang idola.
"Jenaka, kira-kira ada kado apa yang udah disiapkan untuk Kak Angga?" tanya wartawan.
"Aku udah siapkan kado dari Amerika. Pokoknya ada deh, aku gak mau kasih tahu nanti gak rahasia." ucapnya dengan tertawa kecil.
Mobil yang menjemput Jenaka dan Arick sudah sampai tepat di depan mereka. Jenaka mengakhiri wawancaranya dan juga pamit kepada wartawan maupun fansnya. Waktu Jenaka tidak banyak. Ia harus ke tempat kue untuk mengambil pesanan kue ulang tahun yang dipesannya dua hari yang lalu. Jenaka sudah menyiapkan semuanya yang akan ia berikan untuk surprisenya kepada Angga saat ia masih berada di Amerika.
*
Kondisi di tempat studio acara lawakan begitu tegang tidak seperti biasanya dihiasi dengan gelak tawa yang sangat ramai. Gimana tidak? Disaat pemain sedang memainkan lawaknya dengan secara tiba-tiba datang dua orang yang diduga polisi. Semua orang yang berada di studio dibuat bingung.
Dua polisi itu menghampiri seseorang. Memegang kedua tangannya diarahkan ke belakang badan. Semua mata memperhatikan kejadian tersebut. Para pemain saling melempar pertanyaan yang sama, apa yang sedang terjadi sekarang.
"Kami mendapat laporan bahwa anda sudah melakukan pemakaian obat terlarang."
Orang dengan postur tubuh yang gempal, merasa ketakutan. Badannya terasa tegang, ia merasa tidak melakukan kejahatan apa pun, apalagi memakai obat terlarang yang dituduhkan polisi tersebut.
"Adik lu, Angga. Diam aja, lu" ucap salah satu pemain yang bernama Daffi.
"Hah? Siapa?" Angga dari tadi masih bingung hanya diam menyaksikan. Dan dia menghampiri dua polisi tersebut.
"Kenapa? Ada apa?" tanya Angga.
"Saya mendapat laporan, kalau dia telah memakai barang-barang terlarang"
"Benar?" kali ini pertanyaan diajukan kepada Nuca yang menjadi tersangka polisi.
Nuca hanya menggelengkan kepala. Ia tidak bisa menjawab masih dalam keadaan takut.
"Saya kesini mau membawa adik anda ke kantor untuk keterangan selanjutnya."