Soulmate

nanik widiana
Chapter #2

2. Waktu

•••

Weekend menjadi waktu yang paling dinantikan oleh setiap pelajar dimana hari itu menjadi hari kebebasan bagi pelajar dari rutinitasnya sebagai siswa. Begitu pula dengan Mario dan sahabat-sahabatnya, mereka semua berencana pergi ke taman hiburan untuk mengisi weekend kali ini. Mereka memilih berkumpul terlebih dahulu di rumah Airin karena letak rumah gadis itu yang lebih dekat dari taman hiburan mengingat Airin juga hanya tinggal bersama pembantu rumah tangga yang di pekerjakan orang tua gadis itu sebelum mereka pergi keluar negeri.

"Rin cepetan dong lama banget sih ngambil tas doang" gerutu Doni tidak sabar saat menunggu Airin yang sedang mengambil tasnya.

Airin datang menghampiri Doni dengan wajah datarnya "Udah ayo" ucapnya kemudian berjalan mendahului Doni yang tentu saja membuat laki-laki itu mendengus kesal.

Di teras depan sudah ada Mario, Adit dan Rafa yang masih berdiri di samping mobil yang akan mereka tumpangi nanti. Mereka bertiga tampak sibuk sendiri dengan ponselnya masing-masing. Sampai-sampai kedatangan Airin pun tidak disadari oleh mereka

"Berangkat yuk "ucap Airin membuat mereka bertiga mengangkat kepalanya kemudian melempar senyum pada gadis berparas manis itu.

"Ayo "

Kelimanya segera bergegas memasuki mobil dengan Mario sebagai pengemudi dan di sampingnya di tempati oleh Doni, sementara Rafa, Airin dan Adit duduk di belakang. Dari kaca spion Mario tersenyum tipis melihat Airin yang tertidur di bahu Rafa, sahabatnya itu terlihat sangat manis saat tertidur berbeda ketika gadis itu sudah terbangun. Sedangkan Adit lebih memilih memainkan game yang ada di ponselnya untuk mengalihkan rasa bosan selama perjalanan.

Perjalanan menuju taman hiburan tidaklah membutuhkan waktu lama mengingat jarak yang lumayan dekat dari kediaman Airin, sekitar 30 menit mereka sudah tiba di sana. Mario langsung membangunkan Airin dan Doni yang tertidur selama perjalanan dan meminta mereka turun dari mobil.

Mata Airin terbuka kemudian mengerjab untuk beberapa saat untuk mengumpulkan kesadarannya, hingga setelah kesadarannya terkumpul sepenuhnya sebuah lengkungan indah tercetak di bibir manisnya.

"Jadi kita mau main apaan di sini?" tanya Adit seraya mengedarkan pandangannya ke segala arah.

"Gimana kalau kita ke istana boneka dulu "usul Doni riang, namun yang terjadi justru dia langsung mendapat tatapan aneh dari yang lainnya.

Alis Doni terangkat heran dengan tatapan para sahabatnya "Kalian kenapa sih natap gue kayak gitu "

Adit mengendikkan bahunya "Ya lo aneh aja cowok kok mainnya ke istana boneka "ucapnya yang mendapat persetujuan dari yang lain.

Doni menggaruk tengkuknya, mungkin akan terdengar sedikit aneh bagi sebagian orang jika seorang laki-laki menyukai boneka, tapi rasanya tidak ada yang salah dengan hal itu.

"Kita ke histeria aja, gimana?" usul Airin dengan senyum manis yang jarang sekali dia perlihatkan, sejenak mereka semua tertegun melihat Airin yang tersenyum manis seperti itu, dan pada akhirnya membuat mereka mengiyakan usulan gadis itu.

Mereka segera menuju wahana yang Airin sebutkan tadi, namun sesaat kemudian mata Mario langsung melotot melihat wahana yang ada di hadapannya sekarang begitu pula dengan Doni yang tampak memucat setelah melihat wahana yang menantang adrenalin itu. Mereka berdua bergidik ngeri menatap wahana kemudian berpaling menatap Airin yang masih setia memasang senyumnya , mereka meneguk ludah dengan susah payah dalam hatinya mereka tidak tega menolak keinginan Airin apalagi setelah melihat gadis itu yang tampak bahagia, sebab selama ini mereka jarang melihat Airin seekspresif ini. Airin selalu memasang wajah datarnya kalau pun tersenyum itu hanya senyum tipis semata bukan seperti sekarang ini dimana Airin tersenyum lebar yang mengisyaratkan bahwa gadis itu sedang bahagia.

"Ayo cepetan "ucap Airin sembari menarik tangan Mario dan Doni memasuki wahana tersebut, sedangkan yang ditarik hanya bisa pasrah mengikuti Airin yang menariknya. Sementara Adit dan Rafa mengikuti mereka dari belakang .

***

Dengan sabar Airin membantu Mario dan Doni yang masih muntah-muntah sejak mereka keluar dari wahana tadi. Diambilnya dua botol air mineral yang ada di dalam tasnya untuk dia berikan kepada Mario dan juga Doni. Kedua laki-laki itu langsung menerima kemudian meneguknya sampai tersisa setengah botol.

"Gila gue nggak mau naik kayak gitu lagi, pusing banget sumpah" ucap Doni dengan wajah yang masih pucat.

"Gue juga ogah, mual gue jadinya” timpal Mario sambil memegang perutnya yang masih terasa mual.

Airin yang melihat itu menjadi merasa sangat bersalah dia tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini, bagaimana pun juga ia yang mengajak Mario dan Doni untuk ikut menaiki wahana itu hingga mereka berdua akhirnya muntah-muntah seperti sekarang.

Lihat selengkapnya