Kita tidak akan pernah bisa terlepas dari masa lalu yang sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup, karena mungkin saja masa lalu lah yang akan menjadi cermin kita dimasa depan.
•••
I hate monday
Mungkin kalimat itu sering kita dengar dari orang-orang yang bekerja di perkantoran atau sebuah instansi, namun nyatanya kalimat tersebut tidak hanya berlaku bagi mereka saja sebab sebagian pelajar juga merasa demikian. Hari senin menjadi hari dimana mereka kembali ke sekolah dan menjalani rutinitasnya sebagai pelajar.
Namun kali ini ada yang berbeda, sebab hari ini Airin yang biasanya berangkat bersama Mario kini justru mengendarai mobilnya sendiri. Setelah Airin memakirkan mobilnya dia segera bergegas menuju kelas, wajahnya terlihat begitu datar namun terkadang dia juga tersenyum manakala ada yang menyapanya. Dia terus melangkah menuju kelas hingga sebuah suara menghentikan langkahnya, Airin menoleh mengikuti sumber suara berasal.
"Kak Airin..?"panggil seorang gadis bertubuh mungil
Airin mengernyit "Iya? siapa ya?"Tanyanya dengan alis terangkat.
Gadis mungil itu tersenyum dengan mata berkaca- kaca "Jadi bener ini kak Airin"
Lagi-lagi Airin mengernyit tidak mengerti apa maksud gadis yang ada di hadapannya ini "Kamu siapa? "
Lagi, gadis itu tersenyum "Aku Disa kak, oh ya ini buat kakak... "
Mata Airin memincing saat gadis bernama Disa itu memberinya sebatang coklat.
"Untukku? "tanyanya yang dibalas anggukan oleh Disa, meskipun sedikit ragu Airin pun menetrima coklat itu.
"Makasih, tapi kalo boleh tau kamu siapa ya? Apa kita saling kenal?" Tanyanya lagi, dia benar-benar tidak tahu dengan gadis bernama Disa ini, namun wajah gadis itu terlihat sangat familiar untuknya. Dia seperti pernah melihat gadis itu tetapi ia tidak tahu kapan dan dimana.
Mendadak wajah Disa berubah murung dan terlihat sedih "Sebenarnya aku ini adik kak---" Belum sempat Disa menyelesaikan ucapannya suara bel lebih dulu berbunyi membuat kalimat yang akan dia sampaikan menjadi terpotong.
Disa menghembuskan napasnya "Nanti kita lanjutin sepulang sekolah ya kak" ucap Disa sebelum berlalu meninggalkan Airin yang kebingungan.
Airin mengendikan bahunya sebelum kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas sambil membawa coklat itu di tangannya.
Begitu memasuki kelas dia langsung duduk di sebelah Mario yang sedang memainkan ponselnya begitu pun dengan sahabatnya lainnya. Mario yang menyadari kehadiran Airin langsung mengalihkan perhatian dari ponsel pada gadis itu. Alisnya bertaut ketika menyadari Airin menggenggam sebuah coklat di tangannya, yang dipikirkan Mario sekarang adalah dari siapakah coklat itu, dia sungguh penasaran dan tidak tahan untuk tidak bertanya.
"Coklat dari siapa Ai?" Tanyanya sambil menunjuk coklat di tangan Airin dengan dagunya.
"Nggak tahu"jawab Airin sekenanya
Kening Mario berkerut "Kok nggak tahu"
Airin menghela napas "Tadi ada cewek yang ngasih gue coklat ini terus dia bilang kalau dia itu adik siapa lah gue belum tahu soalnya tadi ucapannya kepotong sama suara bel gitu terus katanya sih nanti pulang sekolah dia mau lanjutin lagi ucapannya yang ke potong itu"
Mario mangut-mangut mendengarnya "Oh gitu, yaudah nanti gue temenin deh" Airin tersenyum tipis menanggapinya.
"Boleh, janji ya nanti lo temenin gue”
"Iya janji tapi sekarang bagi coklatnya ya.. "
Refleks Airin langsung menyembunyikan coklat itu dibelakang tubuhnya, ia memang sangat menyukai coklat sebab coklat bisa mengembalikan moodnya yang hilang, dan kali ini ia tidak rela jika harus membagi coklatnya dengan Mario meskipun itu hanya sedikit.
"Nggak boleh beli aja sendiri sana "
Mario mendengus"Dasar pelit"gumamnya lirih
***
Satu persatu murid baru saja keluar dari ruang kelas setelah mendengar bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu, namun berbeda dengan kelima remaja yang masih betah berada di dalam kelas. Airin menatap keempat sahabatnya secara bergantian dengan tatapan yang sulit diartikan, sementara Doni yang tidak mengerti maksud dari tatapan Airin pun langsung bersuara
"Lo kenapa sih natap kita kayak gitu?"tanyanya heran, Airin menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Lo semua aneh deh, lo juga Raf" ucapnya kepada Rafa membuat laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Selama ini yang Airin tahu Rafa adalah laki-laki yang kalem, santai dan pendiam, tetapi sekarang semua pemikiran itu seketika menghilang setelah dia melihat Rafa tengah berjoget heboh di atas meja bersama Mario, Doni dan Adit diiringi musik Dj yang putar dengan volume keras.
"Lo kaget ya lihat gue begini" Tanpa sadar Airin mengangguk membuat Rafa tertawa kecil "Yah inilah gue yang sebenarnya, sekarang lo tahu kan gimana gue?" Ucapnya dengan tertawa.
Airin menggeleng-gelengkan kepalanya "Dasar gila"
Tentu saja hal itu membuat yang lainnya tertawa terutama Doni yang sepertinya sangat senang melihat Airin yang terlihat bodoh sekarang.
"Udah-udah sekarang lo ikut kita joget, seru tahu " ujar Adit seraya menarik tangan Airin untuk ikut berjoget bersama mereka.
"Gue nggak bisa "
"Lo cuma perlu gerakin badan lo doang atau loncat-loncat kayak Doni "
"Tapi--"
"Coba aja lo pasti suka "
Dengan ragu Airin mulai ikut berjoget bersama Adit, dia menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri sebelum ikut meloncat-loncat seperti yang dilakukan ketiga sahabatnya yang lain, dan perlahan dia mulai merasa nyaman berjoget seperti ini, nyatanya tidak seburuk yang pikirkan.
Ini menyenangkan begitu pikirnya.
Cukup lama mereka berjoget sampai akhirnya Airin sadar jika dia memiliki janji dengan gadis bernama Disa untuk bertemu sepulang sekolah. Mungkin saja gadis itu sudah lama menunggu dirinya yang terlalu lama berjoget bersama keempat sahabatnya hingga melupakan janji itu. Dengan cepat dia menarik tangan Mario yang tengah asik berjoget itu kemudian membawanya keluar, sontak saja hal itu membuat ketiga sahabatnya lain langsung menghentikan aksi berjoget mereka.
"Kalian berdua mau kemana?! kita ikut woy!!" teriak Doni dari dalam kelas sebelum akhirnya ikut berlari bersama Adit, dan Rafa untuk menyusul Airin beserta Mario yang sudah jauh di depan.
"Hosh! hosh! hosh..! lo berdua cepet banget sih jalannya" gerutu Doni setelah berhasil menyusul Mario dan Airin.
"Ada apaan sih” tanya Adit bingung
"Kalian mau kemana sih kayaknya buru-buru banget gitu"tanya Rafa
Airin menarik napas kemudian mengeluarkannya secara perlahan "Gue ada janji sama seseorang, dan gue yakin orang itu udah lama nungguin gue" jawabnya seraya menatap sekeliling mencari keberadaan gadis itu.
"Siapa?"
"Namanya Disa, lo semua ada yang kenal sama dia nggak" Mereka semua menggeleng membuat Airin kembali menghembuskan napasnya dengan gusar.
"Yaudah yuk, Eh-eh itu dia"ucapnya menunjuk seorang gadis yang sedang berdiri di bawah pohon mangga, ternyata gadis itu benar-benar menunggunya. Dengan segera mereka menghampiri gadis itu.
"Hai Disa kan..? "sapa Airin membuat gadis itu mendongak kemudian tersenyum.
"Iya kak aku Disa "jawab gadis itu ramah
Airin mengangguk pelan "Jadi apa yang mau kamu omongin Dis?"
Disa menatap Airin dengan serius "Kak Airin yakin nggak ingat aku?" Airin mengernyir sembari memerhatikan wajah Disa lamat-lamat. Namun dia tidak mengingat apapun tentang Disa, hanya saja ia merasa seperti pernah bertemu dengan Disa entah itu kapan Airin tidak tahu.
"Aku nggak inget"
Gadis bertubuh mungil itu tampak tersenyum miris "Ah iya mungkin kak Airin lupa sama aku karena kita udah lama nggak bertemu, sekitar sudah dua tahunan. Wajar kalau kak Airin lupa karena kita cuma sekali atau dua kali ketemu tapi aku masih inget banget sama kakak"
Airin semakin dibuat bingung dengan perkataan Disa barusan, gadis itu bilang mereka pernah bertemu tapi kapan dan dimana dia sama sekali tidak ingat.
Tatapan Disa beralih pada Mario yang juga tampak kebingungan "Ini pasti kak Mario"ucapnya dengan senyum tipis.