Terasa sesak setiap mengingat semua kenangan tentang kita dulu, sebab karena kamulah aku merasakan rindu, rindu yang tak pernah tersampaikan.
•••
Setelah kejadian di sekolah waktu itu Airin berubah menjadi lebih diam dan jarang tersenyum,meskipun dari dulu gadis itu memang jarang tersenyum, tapi Mario tahu jika sahabatnya itu sedang bersedih dan butuh waktu untuk sendiri. Ia sudah mengenal Airin sejak lama maka dari itu ia memberikan Airin waktu untuk menenangkan dirinya.
Diliriknya Airin yang sedang menikmati lagu dengan earphone yang ada ditelinganya namun tatapan gadis itu kosong dan wajahnya sedikit pucat. Disentuhnya jemari Airin yang berada diatas meja, tangan itu terasa dingin saat dia menggenggamnya.
"Ai, lo nggak apa-apa kan?" Tanya Mario yang dibalas gelengan kepala oleh Airin, namun bukan Mario namanya jika dia langsung percaya dengan jawaban Airin karena dia tahu jika gadis itu sedang berbohong.
"Ai jangan bohong" gadis itu menghembuskan nafas lelah.
"Gue nggak apa-apa Yo cuma kepala gue sedikit pusing" ucap Airin sambil memegangi kepalanya.Hal itu membuat Mario khawatir namun dia harus tetap terlihat tenang di depan Airin.
"yaudah ayo kita ke UKS, muka lo juga udah pucet gitu" Airin pun mengangguk mengikuti nasihat Mario yang menurutnya benar.
Mereka pun segera bergegas menuju ruang UKS yang terletak tak jauh dari kelas mereka, namun belum sempat mereka sampai Airin sudah pingsan lebih dulu. Dengan panik Mario langsung menggendong Airin masuk kedalam UKS dan membaringkannya diranjang yang ada disana.
Dengan setia Mario terus menemani dan menggenggam tangan Airin menunggu gadis itu sadar dari pingsannya. Tak lama kemudian jemari Airin mulai bergerak, mata gadis itu yang mulanya tertutup kini mulai terbuka dengan perlahan.
"Ai lo udah sadar!"bteriak Mario yang melihat Airin sudah mulai sadar. Dengan lemah gadis itu mencoba bangun dari posisinya yang tengah berbaring walau dengan susah payah, Mario pun dengan sigap langsung membantu Airin untuk duduk.
"Gue dimana Yo.. "
"Lo ada di UKS tadi lo pingsan Ai"
"Yo, lo mau nggak nolongin gue?" tanya Airin
Mario mengernyit "Minta tolong apa? "
"Anterin gue ke makam Arfi, lo mau kan? "Ujar Airin seraya menatap Mario penuh harap.
Mario tidak tega melihat sahabatnya seperti itu akhirnya pun mengangguk. Meskipun dalam hati ia agak berat mengingat kondisi Airin yang kurang sehat.
"Iya gue anterin tapi nanti pulangnya ke rumah gue ya"
"Kenapa harus ke rumah lo?, gue kan bisa di rumah sendiri"
Mario menarik napas pelan "Lo sakit Ai sedangkan di rumah lo nggak ada siapa-siapa, terus kalo tiba-tiba lo kenapa-napa gimana?" Airin berpikir sejenak, yang Mario ucapkan memang benar jika di rumahnya tidak ada siapa-siapa hanya ada dirinya karena kedua orang tuanya yang berada di luar negeri mengurus bisnis mereka.
"Yaudah deh" putus Airin pada akhirnya membuat Mario tersenyum lega.
***
Pemakaman itu tampak sepi hanya terdapat beberapa orang saja yang tampak sedang berziarah ke makam keluarga mereka. Begitu juga Airin dan Mario yang sedang berada di makam Arfi untuk memanjatkan do'a untuk almarhum laki-laki itu, sekaligus melepas rindu sebentar.
"Hay Ar, kamu apa kabar sekarang aku harap kamu baik-baik saja diatas sana, aku kangen kamu Ar" ucap Airin disamping makam Arfi.
Airin terdiam sejenak kemudian menyentuh kalung pemberian Arfi yang masih melingkar dilehernya sampai sekarang. "Kamu inget Ar, kalung ini adalah kalung pemberian kamu waktu anniversary kita yang kedua"vAirin menyeka air matanya yang mulai keluar "Aku pikir hari itu adalah hari yang paling bahagia buat aku tapi ternyata aku salah, hari itu adalah hari yang paling buruk sepanjang hidup aku karena aku harus kehilangan kamu untuk selamanya" gadis itu kini sudah terisak dan dengan cepat Mario langsung memeluk gadis itu. Dia ingin selalu ada di samping Airin saat gadis itu membutuhkan dirinya. Entah sebagai tempat curhat ataupun sebagai sandaran saat gadis itu sedang terpuruk.
"Udah Ai, Arfi udah tenang disana, lo jangan nangis lagi ya" Airin tertawa kecil disela isakannya membuat Mario mengernyit heran.
"Kenapa ketawa sih"
"Iihh Mario!! gue itu ketawa karena liat ekspresi lo yang lucu itu" Mario tercengang mendengarnya.