Ada saat dimana aku merindukan semua tentang kita, masa-masa dimana masalah belum serumit sekarang.
•••
Sepulang sekolah Airin sengaja mampir ke rumah Mario karena dirinya ingin berenang disana, nakun bukan berarti di rumahnya tidak ada kolam renang hanya saja Airin ingin mengajak Mario berenang bersamanya seperti dulu.Seperti yang sering mereka lakukan bersama waktu kecil.
"Ayo dong Yo, lo temenin gue renang ya?" ucapnya sambil mengedip- kedipkan matanya.
Mario menarik nafas panjang. Ia tidak habis pikir dengan sahabatnya ini padahal kondisi gadis itu masih belum pulih benar tapi keinginan aneh-aneh saja.
"Ai.., lo itu belum sembuh total masa mau renang sih, gimana nanti sakit lo tambah parah"Airin cemberut mendengar jawaban Mario.
"Kok lo gitu sih Yo, sekali ini aja janji deh nggak bakalan sakit lagi" ujarnya sambil mengacungkan dua jarinya. Berharap Mario akan mengabulkan permintaannya.
"Yaudah deh ayo" ucap Mario pada akhirnya, membuat Airin senang bukan kepalang dan langsung mencium pipi sahabatnya itu sebelum berlari menuju kamar Mario untuk berganti pakaian. Airin sungguh senang bukan main, dia sudah tidak sabar ingin berenang bersama Mario.
Mario pun sama, dia segera melepas seragamnya saja karena ia sudah memakai kaos di dalamnya, dengan segera laki-laki itu menuju kolam renang dan langsung menceburkan dirinya. Huh sudah lama rasanya dia tidak berenang seperti sekarang. Sungguh ia merasa rindu dengan masa kecilnya dulu.
Airin datang dengan baju yang berbeda dan langsung mengikuti jejak Mario untuk menceburkan dirinya. Air kolam yang begitu segar membuat dua orang itu betah berlama-lama berenang disana. Mereka saling bermain air dengan menciprati satu sama lain seakan mengulang masa kecil mereka. Sesekali mereka juga tertawa menyadari kelakuan mereka seperti anak kecil.
Namun tiba-tiba Airin merasakan kakinya keram dan tidak bisa digerakkan, hal itu membuatnya kesulitan untuk bergerak hingga akhirnya dia mulai tenggelam tetapi dia masih sempat meminta tolong pada Mario. Airin terus berteriak meminta tolong meskipun tubuhnya semakin ke bawah.
Mario yang berada tak jauh dari Airin pun langsung menghampiri gadis itu dan membantunya menuju ke tepi kolam. Diangkatnya tubuh Airin yang sudah tak sadarkan diri bahkan tubuh gadis itu sudah terasa dingin sekarang.
Setelah berhasil membawa Airin ke tepi kolam dan membaringkannya disana Mario langsung melakukan pertolongan pada Airin dengan menekan dada gadis itu, tetapi Airin sama sekali tidak memberikan respon apapun. Hal itu semakin membuat Mario panik dan khawatir jika kejadian yang dulu terulang kembali.
Karena tak ada pilihan lain untuk menolong gadis itu akhirnya Mario mencoba cara yang terakhir yaitu dengan memberikan nafas buatan untuk Airin. Dengan pelan Mario mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Airin sedangkan tangannya memegang hidung dan membuka mulut gadis itu. Dengan gerakan cepat Mario langsung memberikan gadis itu nafas buatan dan tak lama kemudian Airin sadar dan terbatuk-batuk karena banyaknya air yang terminum olehnya. Mario bernafas lega melihat Airin yang sudah tersadar.
"Uhuk..!uhuuk..!! "Mario yang melihat Airin sudah sadar pun langsung memeluk erat gadis itu seakan takut kehilangan dan membuat Airin merasa sesak karena pelukan Mario.
"Yo, lep-lepasin gue su-susah nafas" ucapnya membuat Mario seketika melepaskan pelukannya dan menatap Airin khawatir.
"Terima kasih ya Allah engkau menyelamatkan Airin"
"Alhamdulillah gue masih selamat Yo "
"Iya Ai, ngomong-ngomong lo kenapa bisa tenggelam sih perasaan lo bisa renang deh tapi tunggu dulu.. jangan bilang kejadian yang dulu terulang lagi" ucap Mario penuh selidik membuat Airin menundukkan kepalanya takut dan hanya diam tak menjawab, karena kenyataannya memang seperti itu.