Soulmate

nanik widiana
Chapter #6

6. Friendzone

Nyatanya timezone jauh lebih baik dari pada terjebak friendzone. Sebab jelas timezone tak perlu melibatkan perasaan seperti friendzone.

•••

Banyak yang bilang jika persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu pasti akan membuat salah satu diantara mereka jatuh cinta entah itu laki-lakinya yang jatuh cinta atau sebaliknya. Begitu pula dengan persahabatan antara Mario, Airin Adit, Doni dan Rafa. Mereka semua tidak tahu jika salah satu atau dua diantara mereka yang terjebak friendzone.

Seperti yang dirasakan oleh Rafa, diam-diam laki-laki itu menyukai sahabatnya sendiri yaitu Airin. Rafa memang sudah lama menyukai Airin, mungkin sejak mereka mulai menjadi sahabat dan tidak ada yang tahu soal perasaannya selama ini. Tepat saat mereka semua selesai MOS, Rafa tidak sengaja bertemu Airin dan entah mengapa Rafa merasa tertarik dengan sikap cuek Airin dulu. Rafa selalu memerhatikan Airin secara diam-diam, mengambil foto gadis itu saat Airin tidak sadar jika sedang difoto oleh Rafa. Bahkan sampai menstalking akun sosial media gadis itu.

Boleh dikatakan jika Rafa memang pengecut, tidak berani mengatakan perasaan yang sejujurnya pada Airin. Itu semua dia lakukan karena ia tidak ingin persahabatannya hancur hanya karena masalah perasaan saja. Ia lebih memilih diam dan memendam semuanya sendiri agar para sahabatnya tidak tahu akan perasaannya selama ini. Biarlah hanya dirinya dan juga Tuhan yang tahu bahwa ia menyukai Airin yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.

Tetapi Rafa bukanlah laki-laki yang hanya bisa pasrah tanpa berusaha melakukan sesuatu, dia selalu menunjukkan rasa sukanya dengan memberikan perhatian-perhatian kecil pada Airin, dan secara tidak langsung ia telah mencoba mengutarakan perasaannya pada gadis itu. Namun namanya juga Airin, gadis itu selalu saja tidak peka dengan perhatian yang Rafa berikan dan menganggapnya sebagai perhatian seorang sahabat biasa tidak lebih. Apalagi setelah mengetahui masa lalu Airin, Rafa yakin jika gadis itu belum sepenuhnya membuka hati untuk laki-laki lain. Rafa tahu bahwa Airin sangat mencintai kekasihnya yang dulu bahkan sampai sekarang pun mungkin Airin masih mencintainya.

Mungkin Rafa tidak tau jika bukan hanya dirinya saja yang terjebak dalam lingkaran friendzone ini, karena nyatanya hal itu juga terjadi pada Mario. Setelah menyadari perasaannya sendiri Mario tahu jika dirinya telah jatuh cinta pada sahabatnya. Da tidak akan menyangkal jika hatinya telah jatuh pada Airin, sahabat yang selalu bersamanya sejak kecil.

Mario tidak tahu kapan perasaannya itu mulai tumbuh yang ia tahu jika sekarang dia menganggap Airin sebagai seorang perempuan seperti yang lainnya bukan sebagai sahabatnya lagi tapi lebih dari itu.

Namun Mario tahu jika Airin mungkin masih sulit membuka hatinya untuk orang lain, dan Mario memahami itu dia tidak ingin jika perasaannya ini akan membuat persahabatan mereka selama ini hancur. Mungkin cukup Mario dan Tuhan yang tahu soal perasaannya ini, mungkin suatu hari Mario akan mencoba mengungkapkannya tapi tidak untuk sekarang ini. Karena persahabatan jauh lebih penting dari pada soal cinta.

***

Dari kejauhan Rafa menatap dua orang yang sedang berjalan bersama itu dengan senyum dibibirnya. Namun senyum itu tiba-tiba lenyap dan berganti dengan kerutan di dahinya. Rafa merasakan sesuatu yang aneh dari sahabatnya, tatapan Mario pada Airin yang tidak biasa. Tatapan itu seakan mengatakan sesuatu tapi Rafa tidak tahu apa, yang jelas tatapan Mario pada Airin telah berbeda .

Setelah mereka berdua sudah berada dihadapannya Rafa kembali tersenyum tapi senyum itu hanya ditujukan untuk Airin tidak untuk Mario. Karena tujuan awalnya memang untuk menyapa Airin bukan Mario.

"Hay Raf tumben pagi-pagi udah dateng” ucap Airin sedikit menyinggung Rafa pasalnya dari mereka berlima Rafa lah yang paling siang berangkat, namun bukannya tersinggung laki-laki itu justru terkekeh .

"nyindir Rin..?” Dia bertanya dengan mata mengerling, yang dibalas Airin dengan memutar bola matanya “Gini ya gue dateng pagi salah siang juga salah terus maunya gue kayak gimana?" ujarnya dengan wajah sok sedih membuat Airin dan Mario pura-pura muntah melihatnya.

"jijik gue liat muka lo kayak gitu Raf ” ucap Mario sarkas.

Rafa mendengus "Yaelah Yo sekali-kali bercanda bolehlah "

"Gue juga jijik liat muka lo Raf kayak tadi" timpal Airin

"Kampret lo Rin " Airin yang berhasil membuat Rafa kesal pun berhigh-five dengan Mario lalu tertawa bersama.

"Emang kamprer lo berdua"ul ucapnya kesal lalu masuk ke dalam kelas meninggalkan mereka berdua yang masih tertawa.

"Dia kenapa?” tanya Mario.

Airin mengendikan bahunya lalu menggandeng tangan Mario masuk ke kelas. Dalam hati Mario tersenyum karena Airin selalu menggenggam tangannya kemana pun dan ia selalu berharap agar selalu seperti ini.

Namun di hati kecilnya ia berharap jika suatu saat ia bisa bergandengan dengan Airin dengan status yang berbeda mungkin sebagai sepasang kekasih? tapi itu mungkin akan menjadi harapan Mario saja karena sampai kapan pun Airin akan tetap menganggapnya sahabat tidak lebih.

Lihat selengkapnya