Soulmate

nanik widiana
Chapter #7

7. Mencintai dalam diam

Mungkin terasa sulit dan sakit, namun inilah caraku mencintaimu. Tak peduli seberapa sakitnya hatiku, selagi aku bisa menatap, dan melihatmu tersenyum, itu lebih dari cukup.

•••

Mencintai seseorang secara diam-diam itu sulit, sakit dan bahagia disaat bersamaan. Sulit karena hanya bisa memandang tanpa bisa menggapainya. Sakit karena mungkin hanya kita yang merasakan perasaan itu sendiri. Bahagia ketika kita melihat orang yang kita cintai tersenyum dan tertawa apalagi dia tersenyum karena kita, setidaknya jika kita tidak bisa memilikinya kita bisa melihatnya bahagia. Tapi bukankah terlalu munafik jika kita berpikir bahwa kita akan bahagia hanya dengan melihat orang yang kita cintai bahagia dengan yang lain?. Tentu saja dalam hati kita berharap bahwa orang yang kita cinta bisa menjadi milik kita seutuhnya, bukan milik orang lain.

Diam dan menunggu waktu yang tepat, mungkin itu yang dilakukan oleh Rafa dan Mario. Mereka sama-sama mencintai gadis yang sama bahkan gadis itu adalah sahabat mereka sendiri. Saling bersama dalam suka maupun duka, bercanda dan bergembira bersama sampai membuat mereka jatuh kedalam perasaannya sendiri. Perasaan yang dulunya hanya sebatas sahabat kini menginginkan lebih dari sekedar itu. Perasaan sayang yang dulu diartikan sebagai sayang kepada sahabat kini telah berubah menjadi rasa sayang antara laki-laki kepada perempuan. Rasa sayang yang semakin besar dan berubah menjadi rasa cinta.

Mereka berdua tahu jika Airin bukanlah perempuan yang mudah membuka hati untuk orang lain, apalagi di hati gadis itu masih tersimpan nama Arfi didalamnya yang sulit untuk digantikan oleh siapa pun. Sebab mereka berdua tahu bahwa Arfi adalah cinta pertama Airin, tentu saja Airin masih sulit untuk melupakan Arfi apalagi mereka berpisah karena takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan, yang memanggil Arfi lebih dulu. Tentu saja hal itu masih akan terus berbekas di hati Airin,ditinggal orang yang kita sayang pasti rasanya sangat menyakitkan. Hal itu pula yang membuat Airin menutup pintu hatinya rapat-rapat. Mereka sama-sama tidak tahu bagaimana perasaan Airin yang sebenarnya pada mereka untuk saat ini, apakah Airin merasakan perasaan lebih pada mereka atau hanya menganggapnya sebatas sahabat.

Rasa ingin memiliki Airin pun dirasakan oleh Rafa dan Mario, mereka ingin menjadikan Airin sebagai milik mereka dan melindungi gadis itu setiap saat. Mereka ingin selalu ada untuk Airin saat gadis itu membutuhkan dan mencintai gadis itu selamanya.Tetapi keduanya sadar jika cinta yang tulus akan selalu membawa mereka kepada kebahagiaan. Dan kebahagiaan mereka terletak pada Airin, jika Airin bahagia maka baik Rafa maupun Mario juga bahagia.Mereka akan tetap mencintai Airin dalam diam. Meskipun itu sakit untuk mereka berdua.

***

Setiap bersama Airin, Rafa selalu merasa bahagia, apapun yang dilakukan bersama gadis itu Rafa selalu menikmatinya walaupun yang dilakukan mereka adalah hal yang sederhana menurut orang lain. Namun, bagi Rafa adalah hal yang paling menyenangkan. Memang benar jika kita melakukan suatu hal yang biasa tapi bersama orang yang kita sayang akan jauh berbeda rasanya jika kita lakukan sendiri atau dengan orang lain. Seperti ada sesuatu yang membuat hati kita bahagia dan selalu ingin tersenyum.

Seperti sekarang hanya dengan menemani Airin membaca buku di taman sekolah pun Rafa merasa senang bukan kepalang. Memperhatikan gadis itu yang tampak serius membaca bukunya menjadi kesenangan tersendiri bagi Rafa. Dengan jarak sedekat ini dengan bebas ia dapat memandang wajah Airin yang selalu ada dalam otaknya.Yang selalu ia bayangan sebelum tidur berharap jika Airin akan hadir dan menjadi mimpi indah untuknya.

Rafa menyentuh lengan Airin membuat gadis itu tersentak dan menjatuhkan bukunya karena terkejut. Rafa langsung mengambil buku yang jatuh itu dan menyerahkannya pada Airin sembari tersenyum simpul. Airin pun menerima buku itu dan balas tersenyum pada Rafa .

"Maaf Rin gue ngagetin ya?" Sesal Rafa, gadis itu menggelengkan kepalanya, Rafa tidak bersalah karena dirinya lah yang terlalu fokus dengan buku yang sedang ia baca. Sampai-sampai ia melupakan kehadiran Rafa di sampingnya.

"Nggak kok Raf gue cuma refleks aja tadi "

"Ehm lo baca apaan sih kayaknya serius gitu, sampe gue dari tadi disini aja dicuekin"

Airin tertawa kecil "Hehehe cerita yang kemarin gue beli Raf bagus deh ceritanya, lo harus baca pokoknya" ujar Airin begitu antusias membuat Rafa terkekeh dan mencubit pipi Airin.

Lihat selengkapnya