Soulmate

nanik widiana
Chapter #14

14. Selamat Tinggal

Mungkin selamat tinggal bukanlah kata yang tepat untuk aku katakan kepadamu, tetapi jujur kata itu jauh lebih baik dari pada aku harus terluka untuk kesekian kalinya.

•••

Sudah dari lima belas menit yang lalu gadis itu terus memandang sosok laki-laki yang tengah berbaring di tempat tidurnya. Sudut bibirnya sedikit terangkat tetapi hanya sesaat. Airin berjalan mendekat kearah Mario yang tengah tertidur kemudian menundukkan kepalanya dan mengecup singkat bibir cowok itu.Ciuman itu adalah ciuman pertamanya bahkan dulu saat ia berpacaran dengan Arfi pun Airin tidak pernah berciuman bibir hanya cium pipi dan kening saja. Ciuman pertamanya ada pada Mario karena Airin tahu bahwa Mario juga belum pernah berciuman sebelumnya. Mungkin ini memang tidak bisa disebut sebagai ciuman melainkan hanya kecupan. Tapi Airin akan terus mengingatnya sebagai ciumannya bersama Mario walaupun ia tahu bahwa Mario sedang dalam keadaan tidak sadar. Tapi itu jauh lebih baik dari pada Mario tahu apa yang sebenarnya telah ia lakukan. Airin merasa sebentar lagi air matanya akan keluar namun dengan cepat gadis itu mengusapnya.

Airin menyeret kopernya dan keluar dari kamar namun diambang pintu gadis itu berhenti sejenak. 'selamat tinggal Mario' gumamnya kemudian kembali melangkahkan kakinya. Airin harus secepatnya menuju bandara karena jadwal penerbangannya sebentar lagi, sebelumnya Airin telah mengirimkan pesan kepada para sahabatnya yang katanya ingin mengantar dirinya sebelum pergi. Ya para sahabatnya memang sudah mengetahui bahwa ia akan pergi jauh kecuali Mario karena Airin tidak tahu bagaimana caranya memberitahu laki-laki itu.

Airin langsung memasuki taksi yang sempat dipesannya untuk mengantarannya ke bandara. Selama perjalanan Airin terus menatap keluar jendela dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Tak sampai satu jam dia telah sampai di bandara, Airin mengedarkan pandangannya mencari dimana para sahabatnya berada dan dari jauh jauh dia melihat seseorang tengah melambaikan tangan kearahnya. Airin pun langsung menghampiri orang itu sambil menyeret kopernya.

"Lo beneran mau pergi?" Tanya seseorang itu.

Gadis itu menghembuskan nafas kasar "Iya gue harus pergi Dit" jawabnya. Adit mengangguk mengerti.

"Kita disini gimana Rin kalo nggak ada lo” ucap Doni dengan wajah sedih.

Airin tersenyum simpul "Gue bakalan sering kabarin kalian kok, nggak usah sedih gitu deh”

"Gue pasti bakalan kangen banget sama elo Rin" ucap Rafa dengan mata berkaca-kaca.

"Gue juga pasti bakalan kangen berat sama kalian, apalagi elo Don gue pasti kangen lo joget dangdut lagi kayak dulu" ujarnya dengan tersenyum.

'Pengumuman bagi para penumpang dengan tujuan New York diharapkan segera masuk karena sebentar lagi pesawat akan segera lepas landas. Terima kasih'

Airin berdeham "Gue harus pergi lo semua denger kan pengumuman barusan" ucapnya dengan senyum tipis diwajahnya.

"Hati-hati Rin disana, jangan lupain kita ya" ucap Adit serak

"Iya Dit "

"Awas lo Rin lupa sama gue" ucap Doni

Gadis itu tertawa kecil "nggak bakal Don”

"Gue sayang sama lo Rin"ucap Rafa

"Gue juga Raf "

"Udah ya gue berangkat" ucapnya sambil memegang kopernya.

"Tunggu Rin, lo nggak pamit sama Mario? "

Lihat selengkapnya