Jika kita memang sudah ditakdirkan untuk bersama, rintangan sesulit apapun tidak bisa menghalangi kita untuk kembali bersatu.
•••
Lima tahun kemudian
Seorang gadis tengah berjalan keluar dari bandara, dengan menggandeng seorang anak kecil disebelah kirinya dan seorang laki-laki yang memeluk pinggang gadis itu sambil menyeret sebuah koper dengan tangan kanannya.
Gadis itu melepas kacamata hitam yang bertengger manis dihidung mancungnya. Senyum gadis itu mengembang tak kala melihat empat orang laki-laki yang tengah melambaikan tangan kearahnya. Buru-buru gadis itu segera menghampiri dan memeluk keempat laki-laki itu dengan erat.Akhirnya rindunya selama lima tahun ini bisa terobati dengan memeluk mereka semua.
"I miss you so much"
"I miss you too Rin"
Doni berdecak "Waah parah lo Rin pulang-pulang langsung bawa anak sama bule lagi" ucapnya, Airin menggeleng-gelengkan kepalanya tak menyangka jika Doni masih saja sama seperti yang dulu tidak berubah. Hanya saja tubuh dan penampilan Doni kini sudah berubah total.bTubuh Doni semakin tegap dan jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Laki-laki itu juga menggunakan kemeja kantoran dan celana bahannya, yang membuat laki-laki itu terlihat jauh lebih dewasa.
"Bisa aja Don "
"Hay Dit apa kabar, gue denger lo mau tunangan ya sama Disa, kapan? gue tunggu undangannya ya. Awas kalo gue nggak diundang" ucapnya pura-pura mengancam.
Ya Airin tahu jika Adit akan bertunangan dengan Disa karena beberapa kali dia berkomunikasi dengan Adit, laki-laki itu terus membicarakan Disa, calon adik iparnya dulu yang tidak pernah kesampaian. Mendengar bahwa sekarang Adit akan bertunangan membuat Airin senang bukan main, karena ia tahu Adit adalah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab, sangat cocok untuk Disa.
"iya Rin lo tenang aja pasti gue undang kok" jawab Adit kalem
"Rafa!! gue kangen banget sama lo. Gimana udah jadi belum sama si Vani, pokoknya jangan bilang belum awas lo! "Rafa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Selama Airin di New York diam-diam Rafa selalu menghubungi gadis itu, hanya sekedar mengatakan bahwa dia merindukan gadis itu. Namun saat mulai masuk di bangku perkuliahan Rafa sudah jarang mengatakan rindu pada Airin malahan laki-laki itu justru bercerita tentang gadis bernama Vani yang membuatnya terpesona karena kecantikan dan kebaikan gadis itu. Airin turut bahagia mendengar bahwa Rafa sudah mulai melupakan perasaannya dan mulai menyukai gadis lain.
"Berkat saran lo gue bisa dapetin dia Rin, thank's ya..." Airin memang selalu memberikan nasihat dan saran kepada Rafa bagaimana cara mendekati perempuan, dan Rafa pun terus bertanya bagaimana reaksi perempuan yang kita sukai juga memiliki perasaan yang sama seperti yang ia rasakan. Bahkan Airin sempat tertawa mendengar pertanyaan Rafa yang seperti itu.
"Sama-sama Raf gue juga ikut seneng" kemudian matanya menatap laki-laki yang satunya lagi.
"Mario? lo---"ucapannya terhenti karena Mario langsung memeluk erat gadis itu, semua orang yang melihat mereka hanya tersenyum saja. Mereka tahu jika Mario sangat merindukan Airin selama ini. Semua itu terlihat jelas dari sorot mata Mario yang menatap Airin dari gadis itu keluar sampai gadis itu berdiri di hadapannya. Airin pun membalas pelukan Mario tak kalah erat, sudah lama ia memendam rasa rindunya dan akhirnya sekarang ia bisa memeluk Mario. Mereka seakan lupa dimana mereka sekarang, banyak dari orang-orang yang ada disana melihat mereka dengan tatapan geli termasuk para sahabatnya.
Sampai akhirnya Adit berdeham membuat Airin tersadar dimana mereka berada sekarang.
"Yo lepasin malu diliatin banyak orang " ucap Airin dengan wajah merona malu, lalu Mario pun melepaskan pelukannya.
"Eh sorry Ai" ucap Mario yang sekarang terlihat salah tingkah.Apalagi setelah menyadari banyak yang memperhatikan mereka mereka berdua.
"Oh iya gue lupa kenalin ini Max" ucap Airin mengenalkan para sahabatnya kepada Max . Laki-laki yang bernama Max itu pun menjabat tangan sahabat Airin sambil tersenyum ramah.
"Max "
"Doni "
"Max "
"Rafa "
"Max "
"Adit "
"Max "