Soulmate

nanik widiana
Chapter #17

17. Ini Akhirnya

Setiap orang pasti memiliki kisah cinta yang berbeda tetapi semua orang pasti menginginkan kisah cinta mereka berakhir dengan bahagia.

•••

Airin mengendarai mobilnya dengan santai menuju ke sebuah Cafe yang dia dan Mario sepakati untuk bertemu siang ini. Jalanan yang senggang dan tidak terlalu macet membuat Airin tidak harus terburu-buru menuju kesana. Tak lama ia pun akhirnya sampai didepan Cafe tersebut, Airin memakirkan mobilnya di area parkir Cafe tersebut lalu keluar dari mobilnya. Dengan langkah pasti Airin masuk kedalam Cafe itu, hari ini gadis itu terlihat sangat cantik dengan dress selutut berwarna Maron serta heels yang melekat di kakinya. Siapa pun yang menatap Airin pasti akan terpesona pada gadis berusia 23 tahun itu.

Namun sesampainya didalam sana Airin langsung mengerutkan keningnya saat menyadari jika tidak ada orang sama sekali dalam Cafe itu selain dirinya, dan Airin dibuat semakin bingung ketika menyadari jika dekorasi Cafe itu dibuat sangat romantis. Tidak seperti biasanya saat dulu ia sering ke Cafe tersebut. Mungkin karena inovasi dari pemilik Cafe yang membuat Cafe ini jauh lebih berbeda dari yang dulu, begitu pikir Airin yang tidak ambil pusing dengan dekorasi Cafe.

Airin pun mendudukkan tubuhnya disalah satu kursi yang ada disana. Sambil menunggu Mario datang Airin memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosannya. Tiba-tiba seorang waiters datang menghampirinya sambil membawa sebuah nampan ditangannya,kemudian waiters itu meletakkan sesuatu yang ada di nampan itu keatas meja tempat Airin duduk.

"Maaf ya Mbak saya belum memesan" ucapnya pada waiters itu,namun waiters itu justru tersenyum,kemudian meninggalkan Airin tanpa sepatah kata pun

'aneh banget sih tuh mbak-mbaknya orang belum pesen juga udah dikasih aja'

Airin melirik sesuatu yang ada dihadapannya dengan penasaran. Pelan-pelan tangannya mulai membuka sesuatu yang ada dinampan itu. Tetapi kemudian keningnya berkerut menatap sebuah note ditangannya.

"Apaan nih" gumamnya lalu membuka note itu

'ambil bunga mawar putih yang ada didepan itu '

Seperti itulah isi dari note tersebut. Airin bingung tidak tahu siapa yang menulis notes tersebut. Dengan ragu Airin mengikuti perintah yang tertulis dalam note itu untuk mengambil bunga mawar yang ada didepan sana. Kira-kira delapan meter dari Airin berdiri sekarang.

Airin mengambil bunga mawar itu dan menemukan sebuah cincin yang terselip pada tangkai bunga. Lagi-lagi Airin dibuat bingung dengan semua ini, sebenarnya siapa yang melakukan ini dan apa maksud dari cincin itu Airin benar-benar dibuat bingung dengan semua teka-teki ini.

Tiba-tiba datanglah Mario dari balik tirai yang ada dihadapannya dengan sebuket bunga mawar putih ditangannya, bunga kesukaan Airin .Mario tersenyum pada Airin yang tampak kebingungan dengan semua ini, kemudian berjalan menghampiri gadis itu dan menyerahkn bunga itu kepada Airin.

"Ini semua maksudnya apa? kenapa Cafe ini sepi Yo, terus ini bunga buat apa?" Tanya Airin bertubi-tubi.

Mario tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Airin "Ai coba kamu liat tangan kanan kamu"

Airin pun mengikuti perintah Mario dan menyadari jika tangannya menggenggam sebuah cincin.

"Cincin? ini punya siapa Yo" tanyanya bingung

Bukannya menjawab Mario justru berlutut didepan gadis itu membuat Airin kaget.

"Airin Will You Marry Me?, jika kamu mau terima aku tolong ambil cincin itu dan pasangkan dijari kamu, tapi kalo kamu nolak aku tolong buang cincin itu” ucap Mario penuh harap. Airin merasakan nafasnya tercekat, kemudian ia mulai menatap Mario lekat-lekat dan melihat kesungguhan di mata itu, sebelum akhirnya ia mulai mengeluarkan suaranya.

"Maaf Yo aku nggak bisa memasangkan cincin ini dijari aku"

Saat itu juga tubuh Mario melemah, bahunya merosot kebawah.

Mario menundukkan kepalanya, Airin telah menolaknya, Mario tersenyum miris mendengar penolakan Airin.

Airin tertawa kecil lalu melanjutkan ucapannya "Tapi aku mau kamu yang pasangin ke jari aku" ucapnya membuat Mario yang tadinya menunduk kini mengangkat kepalanya dan menatap Airin dengan mata berbinar.

"Beneran? kamu nerima aku?" Airin mengangguk, dengan cepat Mario memasangkan cincin itu ke jari manis Airin dan mengecupnya singkat.

"Ehm Mario bangun dong, kan udah aku terima jadi bangun ya"

Mario pun langsung bangkit dan memeluk Airin begitu lama, sesekali dia mencium puncak kepala gadis itu. Airin tersenyum dalam pelukan Mario, dia sangat bahagia karena dia tak menyangka jika Mario akan melamarnya dengan cara yang sangat romantis menurutnya.

"Yeee akhirnya berhasil!!" teriak seseorang dari belakang Mario.Dalam hati Mario menggerutu karena ada saja yang mengganggunya saat bersama Airin apalagi di moment seperti ini. Dengan terpaksa Mario melepaskan pelukannya dan menatap Doni tajam, sedangkan yang ditatap malah menunjukkan wajah tanpa dosa.

"Nah akhirnya jadi juga lo berdua ,benerkan feeling gue selama ini kalian berdua itu sudah ditakdirkan untuk bersama" ujar Adit sambil merangkul Disa disampingnya. Disa tersenyum pada Airin, perempuan yang dulu ia kira akan menjadi kakak iparnya namun ternyata takdir berkata lain. Airin balas tersenyum pada Disa.

Lihat selengkapnya