Perkenalanku dengan Leo berawal saat Justin membawanya ikut bermain basket di lapangan indoor yang rutin kami kunjungi setiap akhir pekan. Cowok berkulit putih pucat berbadan atletis itu cukup menghipnotisku apalagi dengan hidung runcing tajam dan mata tajam elangnya itu. Rupanya yang tampan dan sikapnya yang gentle langsung membuatku jatuh hati saat itu juga. Justin yang menyadari tingkahku yang kelihatan terpesona pada teman barunya itu malah tega menjahiliku di depan Leo yang hanya tersenyum simpul melihatku dikerjai oleh Justin yang memang seringkali menggoda dan mencoba menggangguku dengan guyonan konyol dan kocaknya sehingga selalu berhasil membuatku tertawa riang. Dia adalah mood-boosterku selain musik.