Jam setengah 5 pagi. REZA(29 th) Turun dari mobil Fortuner-nya yang ia parkir di basement sebuah gedung. Setelannya casual, branded dari atas sampai bawah, rambutnya klimis sebagaimana seorang eksekutif muda. Ia masuk ke gedung, namun matanya sibuk ke layar iPad yang sedang ia genggam. Di depan lift beberapa orang karyawan yang juga berpakaian casual menyapa ketika berpapasan dengannya, dan masuk di lift yang sama dengan Reza. Karyawannya terlihat canggung sementara Reza tidak bergeming, asik dengan iPadnya. Mereka tiba di lantai kantor mereka, saat pintu lift terbuka, langsung terlihat sebuah papan nama “99,3 NOTE FM”, radio tempat Reza bekerja, dimana ia adalah produser sebuah program pagi.
“Duluan Mas Reza!” Kata tiga karyawan yang tadi satu lift dengannya, mendahuluinya.
“Yo guys!” Jawab Reza singkat. Ia melangkah ke ruangan produser, melewati Rendy yang sedang menuang kopi. Rendy Kazura nama lengkapnya, adalah penyiar yang Reza besarkan namanya. Bahkan Reza yang merekrut Rendy untuk menjadi penyiar di radionya.
“Awas ada tai kucing tuh di lantai!” Kata Rendy pada Reza yang berjalan melewatinya tanpa menyapa. Reza langsung melirik ke lantai, kembali ke dunia nyata. Menyadari tidak ada tai kucing di lantai, ia pun menoleh pada Rendy.
“Berak jangan sembarangan dong!” Canda Reza.
“Lagian asyik banget sama gadget! Emang bener gadget bikin orang kayak zombie!” Kata Rendy.
“Sorry.. Ngecek project nih!” Jawab Reza.
“Awas nanti kagak fokus lagi! Gue diterlantarin!” Sahut Rendy.
“I told you Bro!..” Reza berhenti, asyik dengan iPadnya lagi.
“Apaan?!”
“Hmm.. Iya, kalo lo bagus lo bisa hidup dimana aja, di jam berapapun, di radio apapun! Santai!” Jawab Reza.
“Iya tapi gue butuh lo juga lah! Chemistry kita selama ini kurang Bro!”
“Lo harus punya chemistry sama partner siaran lo lah Ren, bukan sama produser!”
“Iya, tapi kita kurang ngobrol! Termasuk ngobrolin siapa yang bakal jadi partner siaran gue nanti! Kalo nanti partner siaran gue enggak cocok?”
“Kan gue suruh pilih, kandidatnya Si Bagas Nugraha, Wulan Shanty sama si Jerry Wahab. Emang enggak ada yang cocok?”
“Iya tapi gue ragu gue bakal nyambung sama mereka! Mereka kan penyiar yang lebih senior dari gue!”
“Kalian masih satu angkatan kok, paling beda dua atau tiga tahun!”
“Enggak Bro! Gue kan bilang mending kita audisi penyiar baru aja! Yang lebih Fresh!”
“Hmm.. Kita omongin soal itu nanti!” Jawab Reza sambil nyelonong masuk ruang produser.
“Za! Gue akan bilang di siaran kalo kita buka audisi!” Rendy mengancam.
“Nooo!” Jawab Reza lagi dari ruangannya. Rendy pun langsung lesu, masuk ruang siaran.
****
Pak Jaja masuk ruang siaran dengan dua kertas kecil di tangannya. Ada Adren sedang siaran, memandu acara.
“Sekarang saya bakal bacain requestan dari Balad Sirih! Ada Kang Jamal yang pingin diputerin lagu Transfer-transfer dong dari Dewi Aborsy, lalu ada request dari Teh Marsha, yang minta diputerin lagu Depan Gang dari Kokom Komaladi. Ditunggu ya Kang Jamal dan juga Teh Marsha. Kalo gitu, jangan kemana-mana, stay tune terus di 103,3 Sirih FM, di acara Kopi Dangdut Pagi. langsung saja ini ada lagu Habis Gelap Terbitlah Terang dari Bang Haji Roma Irama!” Adren memainkan mixer. Lagu diputar.
“Adren! Ini request selanjutnya!” Kata Pak Jaja.
“Kali ini request asli?” Adren membuka headphonenya.
“Yang satu mah asli.”
“Hmm.. Makin dikit aja request-an kita.”
“Gak apa-apa yang penting jalan terus, sponsor juga masuk terus.” Jawab Pak Jaja.