Adren pulang ke rumah. Lagi-lagi celingukan sebab rumah masih sepi. Tapi Adren tidak banyak protes, toh kalaupun Bapaknya ada disana, ia tidak akan se-tentram itu.
Adren masuk ke kamarnya, melempar tas sembarangan, seperti biasa langsung parkir badan di meja belajarnya, mencoba rileks. Hari sudah sore saat itu, setelah seharian Adren di kampus membicarakan soal tugas akhir sampai jam 2 siang, dan sisanya tidur di perpustakaan. Begitulah setelah berhenti total dari radio, Adren agak merasa "kurang kerjaan" dan terlalu banyak waktu luang.
Adren yang masih duduk di kursi meja belajarnya mengeluarkan Handphone dari sakunya lalu membuka aplikasi Radiocraft lagi. Dalam hati ia mempertanyakan kenapa dia mendownload aplikasi tersebut sedangkan tidak ada keseruan di dalamnya.
Ia melihat-lihat lagi aplikasi itu dengan seksama, lalu dengan sembarang membuka sebuah room Penyiar rekomendasi berjudul "Musik Sore Ini" dan isinya hanya memperdengarkan musik-musik pop hits terkini. Adren keluar room tersebut sambil menggelengkan kepala.
"Radiocraft? Radio? Atau music player? Aneh.." kata Adren kecewa.
Adren belum menyerah, masuk ke sebuah room berjudul "Insecurity", dan akhirnya menemukan seorang penyiar yang membahas sebuah konten tentang "Quarter Life Crisist"dan berinteraksi dengan para pendengar yang sedang bercerita tentang keresahan mereka masing-masing. Sang penyiar terdengar ahli, mungkin memang seorang psikolog atau motivator karena amat baik secara literasi. Namun tak lama Adren merasa bosan sebab topik pembicaraan terlalu serius. Ia pun keluar.
Karena jengah dengan room-room penyiar rekomendasi yang terbatas, ia pun menjelajah ke room di bawah, dengan jumlah pendengar yang tidak sebanyak room penyiar rekomendasi. Lalu ia tak sengaja menemukan kolom kategori genre siaran, dimana ia dapat memilih genre pembahasan. Ia baru tahu bahwa ada beberapa genre yang bisa ia pilih yaitu Horror, Comedy, Daily Talk, Romance, dan Science & Knowledge. Adren pun masuk ke genre comedy lalu ada tiga room comedy disana. Adren agak terkekeh melihat salah satu room.
"Hmm Dark Joke sore?" Adren menyeringai. Ia pun masuk room itu. Ia mencoba menyimak..
***$%$%@%#^$$$$
***$@$%$@#$$$!!
"What..??"
***#@$%@$#%!!!!!!!
"Aduh! Hahahha.. Ngeri banget!" ujar Adren sambil tertawa karena mendengar konten tersebut.
Ia menetap di room tersebut selama beberapa menit sampai akhirnya merasa tidak sanggup lagi menahan beban moral dari anekdot-anekdot gelap yang digelontorkan oleh orang-orang di dalam room. Adren pun keluar room dengan masih meringis, sisa tawa dari room tersebut. Ia berusaha meredakan tawa dan bingungnya. Bingung, karena Penyiar non rekomendasi justru lebih menghibur dan benar-benar berisi konten. Berusaha menemukan jawaban, Adren pun menelfon Reza, CEO dari aplikasi tersebut.
"Halo Mas Reza?"
"Dre! Halo!"
"Ya Mas! Sorry ganggu.. Barusan gue coba Aplikasi Radiocraft lo!"
"Oh lo udah coba?! Good! Gimana kesan lo soal aplikasi gue?"
"Hmm.. Belum nemuin seru-nya sih Mas. Sorry ya?! Dan agak bingung juga.."
"Bingung soal apa tuh Dre?"
"Kok Room siaran dari penyiar rekomendasi jarang ada yang seru ya? Cuman kebanyakan penyiarnya emang cantik dan ganteng doang. Sebaliknya pas gue masuk room penyiar non rekomendasi, penyiarnya anonimous, dan kontennya justru lebih asik. Tadi ada yang bikin konten darkjoke dan seru!"
"Oke itu issue yang gue terima sih. Jadi begini, gue akan jelasin culture yang ada di aplikasi ini, oke?!"
"Oke.. Gue nyimak."
"Jadi Dre, di aplikasi ini room para penyiar rekomendasi disebut Room Atas. Dan room para penyiar non rekomendasi disebut Room Bawah."
"Oke.. Terus?"
"Nah, banyak orang-orang dari room bawah yang bikin klan atau kelompok, untuk nge-up salah satu penyiar favorit mereka supaya naik ke atas."
"Lho.. Buat apa mereka nge-up orang?"
"Untuk eksistensi klan mereka, Dre. Ibarat lo masuk parpol, lo akan dukung wakil dari parpol lo sehingga parpol ini namanya jadi besar dan mereka lebih banyak benefit. Mereka begitu supaya room dan penyiar mereka jadi Penyiar peringkat satu."
"Supaya klan mereka diakui dan dianggap keren?"
"Ya, untuk pengakuan aja. Sementara itu di room bawah, orang-orang dengan konten beragam juga lagi berjuang buat naik ke room atas, untuk dapet cuan!"
"Tapi bukannya itu jadi enggak sehat Mas? Ini kan aplikasi radio, bukan social media atau etalase buat dapet pengakuan."
"Hmm.. Yahh semua orang punya kesenangannya sendiri Dre, untuk mereka main aplikasi ini. Ada yang cari cuan, ada yang cari pengakuan, ada yang cuma cari temen ngobrol, diskusi, bahkan terapi."
"Masuk akal..."
"Kalo lo enggak suka kalo room dan konten mereka ada di top, saingin dong! Bikin orang percaya bahwa di room atas juga ada siaran yang berkualitas, Dre. Bantu gue, untuk bikin aplikasi dan nama saamaran radio ini tetap pada jalurnya." kata Reza.
Adren terdiam memikirkan kata-kata Reza. Ia merasa diberi kepercayaan oleh Reza, dan akhirnya menemukan tantangan untuk diambil.
"Oke kalo gitu, gue join Mas. Gue akan siaran nanti malem."
"Nice! Kasih gue nama akun lo ya, nanti gue kasih verifikasi sebagai penyiar rekomendasi."
"Jangan dulu Mas! Gue mau mulai dari bawah!"
"Hmm.. Serius?"
"Gue akan hubungin lo kalo gue udah merasa butuh bantuan."
"Oke.. i trust you, Bro."
"Gue bisa siaran di laptop kan?"
"Bisa! Pake soundcard, mixer atau apapun juga bisa! Lebih proper, lebih keren!"
"Oke kalo gitu! Bye Mas! Thanks!"
Adren menutup telfon. Ia langsung melirik sebuah kotak dus berwarna biru di atas lemarinya. Ia beranjak dari kursinya, lalu mengambil kotak tersebut, yang sudah berdebu, yang ketika ia buka isinya adalah sebuah mikrofon dan mini mixer yang diberikan ibunya sebagai hadiah ulang tahun. Hadiah itu diberikan ibu Adren untuk latihan karena Adren sangat ingin menjadi penyiar radio sejak SMP. Alat-alat itu tidak pernah ia gunakan lagi sejak mimpinya terwujud, meskipun hanya jadi penyiar radio dangdut lokal. Kini mereka Adren bangunkan lagi dari tidur panjangnya untuk ia gunakan siaran sendiri dari rumah.
Sore itu setelah maghrib, Adren me-nyetting laptop, mixer dan mikrofonnya hingga siap untuk siaran. Ia membuat akun yang lebih profesional dengan nama "Adrenalineless" untuk agak menyamarkan nama aslinya. Ia juga menggunakan foto hitam putih dari aktor hollywood terkenal, Johnny Depp sebagai kiblat yang mempengaruhi gaya dan penampilannya selama ini. Ia memberi room itu judul "Ugly Funny Moments", alasannya karena ia ingin orang-orang saling berbagi cerita kelucuan yang pahit soal hidup mereka. Semua sudah standby dan terinstall dengan baik, Adren pun menekan tombol Mulai Siaran, dengan potongan Reff lagu How Deep Is Your Love dari The Beegees sebagai pembuka. Musik pun berhenti perlahan sampai hilang lalu Adren mulai menyapa dua orang yang masuk ke room-nya.
"Halo selamat malam! How Deep is your love guys? Ketika ditanya gitu sama pacar pasti bingung jelasinnya tuh! Dan apa kabar? Semoga feeling good semua okay!"
pendengar bertambah, kini jadi enam orang.