Sabtu malam adalah jadwal Antares manggung di fakultas ekonomi dalam rangka penutup acara festival olahraga yang sudah berlangsung sejak dua minggu yang lalu.
Malam itu Aira menerima tawaran Leo untuk datang menonton penampilan Antares. Satu jam sebelum tampil, cowok itu menjemput Aira ke kos kosannya dan membawa Aira ke ruang transit dimana semua member Antares sedang bersiap-siap.
Ketika Aira datang, semua mata langsung tertuju padanya. Membuat Aira refleks menyunggingkan senyum terbaiknya. Sejauh ini ia baru mengenal Wira diantara member Antares yang lain.
"Wih siapa tuh Le? tumbenan bawa cewek," celetuk salah seorang dari mereka yang memiliki tubuh paling tinggi.
"Hallo, gue Aira temennya kak Leo." Aira memperkenalkan diri dengan ramah. Ia sempat melirik ke arah Wira yang juga sedang menatapnya. Wira pasti tidak menyangka kalau Aira akan datang.
"Temen apa temen nih? jarang-jarang loh Leo bawa cewek." Cowok tadi kembali berujar dengan tatapan menggoda, tapi Leo hanya menganggapnya sebagai angin lalu.
"Beneran temen kok." Aira nyengir dan berjalan mengikuti Leo. "Tadi kak Leo ngajakin ke sini dan karena gue gabut yaudah ikut aja."
"Nyokap sama bokap gue juga dulunya
temen kali" Aira terkekeh menanggapi gurauan cowok itu. "Gue Aditya Brian Ghifari. Panggil gue Brian, Adit atau Ghifa terserah lo. Panggil sayang juga boleh," katanya sambil mengulurkan sebelah tangan.
Aira menyambutnya dengan senang hati. "Gue Aira Cantika, panggil aja Cantik." Aira membalas ucapan cowok bernama Brian itu tanpa canggung. Sepertinya ia menemukan orang yang satu frekuensi dengannya.
"Oke Cantik!" Bola mata Aira melebar mendengar jawaban Brian. "Eh, gue bercanda. Panggil Aira aja!"
"Nggak apa-apa, gue panggil Cantik aja biar sesuai sama penampilan lo." Brian lagi-lagi mengeluarkan jurus gombalannya. Keempat member Antares yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala. Maklum dengan kelakuan ajaib Brian.
"Hati-hati kalau sama Brian." Cowok lainnya ikut menyaut. "Gue Ayres."
"Jangan mau manggil dia Ayres, panggil Ayi aja. Ayres kebagusan buat dia mah!" Brian menyela. Padahal Ayi sama sekali tidak menyuruh Aira memanggilnya Ayres. Dia sudah menyerah, toh ujung-ujungnya orang lain tetap akan memanggilnya Ayi.
"Hehe oke!" Aira lalu beralih menatap cowok yang berdiri di samping Ayi. Wajahnya terkesan dingin dan ia sama sekali terlihat tidak tertarik dengan kehadiran Aira.
"Gue Gian!" ujarnya singkat saat merasakan tatapan Aira terarah kepadanya.
"Akhirnya gue kenal sama semua member Antares."
"Sama Wira belum kenalan tuh. Wir kenalan napa, siapa tau jodoh!"
"Udah kenal!" Wira menjawab pertanyaan Brian dengan cuek tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel yang ada dalam genggamannya.
"Widih, udah nyolong start ternyata ya lo!" Brian merangkul Wira dan menatap cowok itu penuh arti. "Udah mupon dari mbak mantan dong?"
Pertanyaan Brian sukses membuat Wira mendelik ke arahnya. Terkadang ia berpikir kenapa mulut Brian nggak ada filternya sama sekali. Ngomong suka seenak jidatnya.
Hal selanjutnya yang terjadi adalah adu mulut antara Brian dan Wira. Sementara yang lain memilih untuk jadi penonton. Termasuk Aira yang sempat kaget melihat Wira banyak bicara.
"Ngapain lo senyum-senyum?!" Wira tiba-tiba sudah memandang Aira dan mengabaikan Brian yang beberapa detik lalu masih mengoceh.