"Masak mie ayo, ujan-ujan gini enaknya makan mie." Ayi berujar sambil meletakan gitarnya di samping. Setelah itu ia masuk ke dalam kamar dan mengambil 5 bungkus mie instan untuk dimasak bersama member Antares.
Kemarin ia sempat mampir ke minimarket. Membeli beberapa mie instan karena stok di kos mereka habis dan Brian selalu mengeluh soal itu.
"Punya gue pake telor Yi tambahin cabe juga!" Suara Biran membuat Ayi mendelik ke arahnya lalu ia menyerahkan semua mie instan yang ada di tangannya ke atas pangkuan Brian.
"Nih, masak sendiri sana. Jadi manusia suka gak tau diri heran. Udah mending gue kasih mie gratis!" Brian nyengir tanpa dosa.
"Iya deh mumpung gue lagi baik hari ini gue yang masak, ayo Wir!"
Wira yang sedang rebahan sambil sibuk memainkan ponsel, tak mengindahkan ucapan Brian. Ia sama sekali tidak berniat untuk membantu.
"Wir?!"
"Ngapain lo ngajakin gue? kan lo yang mau masak!" Wira menjawab tak acuh, tapi Brian malah menarik tangannya membuat cowok itu merintih.
"Anjir Brian sakit!" Wira mengumpat sambil meluruskan kakinya dengan hati-hati. Ia mengangkat tangannya di depan lutut sebagai tameng agar Brian tidak mendekat.
"Kenapa dah?" Brian mengerutkan dahi lalu tak sengaja kakinya menyenggol kaki Wira.
"BRIAN SETAN!" Wira berteriak membuat Brian terkejut, pun dengan ketiga member Antates yang lain.
"Kenapa bang?" Gian menatap Wira heran. Pasalnya jarang sekali ia mendengar Wira berteriak sambil mengumpat begitu.
"Kaki gue kesemutan!" jawab Wira sambil memasang wajah melas. Bukannya memaklumi, Brian malah menendang kaki Wira dengan sengaja.
"MAU MATI YA LO?" Wira rasanya ingin menangis merasakan kakinya seperti tersengat listrik. Sialnya Brian malah tertawa. "Astagfirullah semoga manusia yang namanya Brian ini dikutuk jadi batu."
"Lebay amat elah Wir!" Brian mencibir lalu beranjak menuju dapur setelah menyenggol kaki Wira sekali lagi.
"Emang gak ada ahlak ya lu Bri!" Wira mencoba menahan rasa sakit yang ditimbulkan Brian. Ia bertahan di posisinya selama beberapa saat sampai kesemutannya hilang. Barulah ia menghembuskan napas lega.
Selanjutnya ia beranjak masuk ke kamarnya. Memakai jaket dan meraih kuncil mobilnya lalu berjalan keluar dengan santai.
"Mau kemana Wir?" tanya Ayi yang sudah kembali memangku gitar kesayangannya.
"Ngejar hujan."
"Hah?"
"Wir, lo kalau frustasi gak gini juga. Gue tau lo belum move on dari Nindy, terus Aira juga sekarang malah naksir Brian, tapi jangan gini Wir. Sayang diri sendiri!"
"Lo kesambet Brian ya Le?" Dahi Wira berkerut. "Dikira gue mau bunuh diri apa." Kemudian Wira melanjutkan langkahnya.