SPASI

Hartati Kumala Dewi
Chapter #3

This is Ljubljana

Semuanya sudah lengkap. Sudah kutulis nama-nama makanan enak di kota ini, restoran yang ingin kucoba, juga tempat wisata terdekat. Atmosfernya sungguh tenang, membuatku nyaman. Yapp, waktunya menelusuri kota ini. Dan hal pertama yang kucari adalah: food.

Jalanan kota ini sungguh cantik. Andai orang tuaku masih ada, pasti mereka akan menyukai tempat ini.

“Gue gak mau tahu, lu harus kirim mobilnya sekarang juga.”

Aku spontan menoleh. Jelas sekali itu bahasa Indonesia. Di antara deru kendaraan dan percakapan asing, suara itu terdengar seperti tamparan di telingaku. Rasanya aneh, seperti ada sepotong rumah yang tiba-tiba jatuh di tengah jalan asing ini.

Di depan sebuah kafe kecil dengan teras kayu, seorang pria berdiri sambil menempelkan ponsel di telinganya. Sorot matanya tajam, nadanya cepat dan penuh tekanan. Dari wajahnya, aku bisa menebak ia bukan turis. Ada gaya percaya diri yang terlalu familiar, seperti orang yang sudah lama terbiasa menguasai keadaan.

Aku berhenti beberapa langkah. Jantungku berdebar, setengah ingin mendekat, setengah ingin pura-pura tidak melihat.

Orang Indonesia? Di kota sekecil ini? pikirku.

Pria itu menutup telepon dengan wajah kesal, lalu menghela napas panjang. Saat itu juga matanya beralih padaku. Pandangan kami bertemu. Sesaat aku merasa waktu melambat. Tapi aku memilih untuk tidak peduli. Hidupku sudah cukup rumit—aku tidak mau menambah masalah dengan urusan orang lain.

Aku pun melanjutkan langkah menuju Central Market, sambil membayangkan makanan lezat yang akan segera mengisi perutku.

Lihat selengkapnya