Blurb
Aku melihat kami merasa puas ketika melihat kobaran api, yang menjalar di rumah orang itu. Kamu tersenyum puas, tanpa ada sedikitpun rasa menyesal. Kamu tertawa lepas dimalam itu, saat menyaksikan bahwa ini adalah akhir dari penderitaan yang kamu alami. Kamu yang ku sebut adalah, Lusi. Lusi kamu sekarang adalah pria yang bebas sekarang. Lusiano, inilah yang kamu harapkan sejak dulu kala. Kobaran api, yang kau bakar sendiri dengan tanganmu, adalah puncak terpendam yang kau rasakan. Kau berhasil melawan semuanya. Orang-orang yang menyudutkan mu, ku lihat mereka telah meregang tanpa memohon ampun. Kau pemenangnya Lusi.
Lusiano, berteriak dengan mendongakkan kepalanya ke langit. Dia seakan bersyukur dengan apa yang dia rasakan. Meski ada bercak darah diwajahnya, dia berteriak tanpa ada rasa beban. Dia mengalami masa yang amat sulit, dimana cinta dulu pernah menyiksanya.