AYA
DANU BERSAMA HATTA
Ddrrt… ddrrtt … ddrrtt …
Baru saja mau menyimpan nomor Hatta, tiba-tiba ponsel yang aku pegang bergetar, nomor tak dikenal muncul di layar. untung bukan Ayah yang menyuruh cepat pulang, tapi masih ragu untuk mengangkatnya.
“Siapa, Ay?”
“Duka, Mak.”
(duka=tidak tahu)
Emak bertanya, kemudian menyuruhku mengangkat teleponnya.
“Angkat atuh, bisi penting.”
Masih sedikit ragu-ragu aku mengangkat panggilan itu.
“Halo …”
“Halo …”
“Aayyyaa …”
Terdengar suara lelaki, kemudian terdengar suara Danu. Tanganku refleks menutupi hidung dan mulut yang menganga. KEnapa Danu bisa ada sama Hatta, lutut mendadak lemas dan kepala berdenyut kencang.
“Aya, kamu di mana? Aduh, sabar Danu …”