RIYU
PERKENALAN TIDAK SENGAJA
Seharusnya bisa menghampirinya, aku yakin tadi itu Aya bersama si Emak. Sial karena ketelodoran dan mata yang terus mencari sosok teman masa kecil membuat aku terjebak bersama wanita yang tidak sengaja aku tabrak.
Wanita itu mengurut-ngurut kakinya, jangan katakan kakinya terkilir bisa panjang urusannya. Aku sedang terburu-buru mencari gadis teman kecilku dulu, tapi semua ini adalah salahku ya mau tidak mau harus bertanggung jawab.
“Mbak kakinya terkilir?”
Sesaat bola mata ini menatap wanita berambut hitam panjang sebahu dengan wajahnya yang oval, bola matanya sedikit bulat dan bening, bibir tipisnya mengembangkan senyum seolah memberi tanda aku tidak perlu kuatir.
Wanita itu menggelengkan kepala dan berusaha bangkit untuk berdiri, meski tidak mengatakan tapi aku tahu ia menahan rasa sakit di kakinya. Sigap aku mengulurkan tangan untuk membantunya agar ia benar-benar bisa berdiri, setelah yakin ia tidak akan jatuh lagi lekas aku mengumpulkan kantung belanjaannya yang tercecer karena tabrakan tadi.
“Maafkan saya ya Mbak, tidak sengaja menabrak tadi.”
Kuulangi lagi permintaan maaf padanya, untuk meyakinkan dirinya bahwa aku memang benar-benar tidak sengaja.
“Nggak apa-apa, saya juga salah tadi matanya meleng jadi enggak lihat ada orang di depan.”
Aku mengulurkan tangan setelah memberikan kantung-kantung belanjaan miliknya.
“Saya Riyu.”
“Saya Wulandari, panggil Wulan saja.”
Ia membalas uluran tanganku, tangannya halus, kulitnya putih. Tinggi dan body wanita ini sesuai dengan tipeku, wajahnya cantik dan cukup menarik.
“Mbak Wulan mau pulang atau masih ada yang dicari?”
“Kayaknya langsung pulang saja. Panggil Wulan saja Pak, nggak usah pake Mbak.”