TOGE GORENG PAK KOSIM
BAGIAN 1
Di kamar Danu, Emak sedang membujuk anak asuhnya itu memakai baju kemeja, sedangkan Danu ingin memakai kaos tidur yang semalam dipakainya. Dengan sabar Emak menjelaskan pada Danu bahwa mereka akan pergi bersama Ayah.
“Nanti Ayah marah mun Danu nganggo kaos bobo keur wengi. Ayah bade ngajak Danu ameng.”
(nganggo=pakai; keur wengi=tadi malam; ameng=main)
Wajah Danu menjadi sumringah mendengar ucapan Emak, ia dengan suka rela melepas kaos dan mengganti dengan kemeja yang disodorkan Emak.
Aya melongokkan kepala ke kamar Danu, dilihatnya Emak sedang membereskan baju. Melihat muka kakaknya menyembul dari balik pintu, Danu segera menghampiri dan mendekatkan mukanya ke wajah Aya.
“Aaaaahh … !!!”
Aya refleks mendorong muka Danu dari wajahnya, ia kaget melihat mata yang bulat dengan bibir tebal bergerak-gerak sangat dekat dengan mukanya.
“Danu … !!!”
“Mmaapp … Aayyaaa … “
Emak tertawa kecil melihat ekspresi muka Aya kaget karena Danu hampir menempelkan mukanya pada muka Aya. “Makanya kalau masuk, permisi atuh. Ucap salam.”
Aya membuka lebar pintu kamar, berjalan masuk sambil mengatur napasnya agar tenang, lalu duduk di sisi ranjang. Danu mulai mendekati mukanya lagi, dengan cepat Aya menahan agar Danu menjauh darinya.
“Danu … ! Aya nggak suka Danu siga kitu!”
(siga kitu=seperti itu)
“Aya naon sih, berisik pisan!”
(aya naon=ada apa; pisan=sekali)
Suara bariton dengan tubuhnya yang tinggi besar sudah berdiri di ambang pintu, matanya menyelidik ke dalam kamar. “Atos siap sadayana?” tanyanya.
(atos=sudah; sadayana=semuanya)
Emak yang ditatap oleh Ayah mengangguk untuk menjawab pertanyaan, sementara Aya masih duduk dengan santai. Danu menghampiri Ayahnya, mengulurkan tangan yang disambut oleh Ayah. Sebelum pergi Ayah meminta Emak dan Aya bergegas, “Hayu cepetan, Ayah tunggu di mobil.”
(hayu cepetan=ayo cepat)
Aya bingung dengan sikap Ayahnya sejak tadi pagi, tidak seperti biasanya, ia memandang Emak.