SPATULA AYA

R Hani Nur'aeni
Chapter #17

Chapter 17

AYA

 

HARI PERTAMA UNTUK DANU

Hari pertama Danu latihan melukis bersama Wulan tidak didampingi Emak, tadi malam ia mengeluh badannya ngilu-ngilu. Emak sedang kurang sehat jadinya aku yang menemani mereka. Kata dokter Anna latihan ini bisa membuat Danu belajar mengontrol emosinya. Karena saat melukis dibutuhkan ketenangan dan konsentrasi penuh untuk bisa melukiskan apa yang ada dalam pikiran.

Sebelum mulai pelatihan Wulan mengajak Danu berdoa lalu mereka ngobrol santai. Wulan bertanya apa saja yang disukai Danu, benda apa saja yang membuat Danu senang saat melihatnya.

“Ddannuu … suka pperrgii ke ttaammann … nnaiikk ssepedaa … “

“Oh, Danu suka naik sepeda. Mau menggambar sepeda?”

“Nnggaak … Dddaannuu mau ggaammbbaarr … pppesaawaatt … “

“Oke, Danu bayangkan dulu bentuk pesawat seperti apa? Ada sayapnya, ada jendelanya, terus apa lagi?”

Danu memejamkan matanya, mungkin ia sedang membayangkan bentuk pesawat seperti apa. Biasanya begitu, jika benda itu bisa dilihatnya ia akan terus memeloti benda itu tapi jika tidak ada maka ia akan membayangkannya.

“Sudah belum?” tanya Wulan, mengusap pelan tangan Danu agar ia membuka matanya. Setelah membuka mata Danu mengambil pensil dan membuka buku gambarnya.

“Danu mau mulai menggambar pesawat?”

Saat melihat anggukan kepala Danu, Wulan mulai menyetel musik Jazz dari ponselnya. Danu anteng memainkan pensilnya menari-nari di atas kertas, sesekali ia memejamkan matanya lalu mulai menggerakkan tangannya lagi. Aku perhatikan Danu begitu fokus dan asyik menggambar, hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya ia berhasil memindahkan apa yang ada dalam benaknya kini tercermin di kertar gambarnya.

Lihat selengkapnya