SPATULA AYA

R Hani Nur'aeni
Chapter #19

Chapter 19


AYA

 

LANJUT BABAK BERIKUTNYA

Teeettt …

Tanda untuk seluruh peserta berhenti belanja dan menuju kasir, untung aku sudah mendapatkan semua yang dibutuhkan. Dengan wajah sumringah memberikan struk belanja milikku, total belanjaan yang tertulis di kertas hanya 200 ribuan. Itu artinya aku akan mendapat tambahan waktu saat memasak nanti.

“Kami beri waktu kalian 5 menit untuk menyiapkan peralatan yang kalian butuhkan,” jelas Chef Rineta agar kami bergegas karena waktu yang diberikan sangat singkat.

“Oke, untuk seluruh peserta bersiap di meja masing-masing waktu kalian untuk masak adalah 45 menit dan peserta yang mendapatkan tambahan waktu ada 12 orang.”

Chef Arman memberi pengumuman jumlah peserta yang dapat tambahan waktu 5 menit, aku termasuk diantaranya. Ada stiker bertuliskan angka 5 di mejaku.

Teettt …

Suara itu terdengar lagi, tanda untuk seluruh peserta mulai memasak. Aku lekas menyalakan kompor, menaruh panci berisi air untuk merebus daging. Sementara daging direbus, aku menyiapkan bumbu halus dan mengupas singkong. Chef Jana menghampiri, ia mengangkat singkong yang belum dikupas dari meja.

“Ini, kamu mau bikin kolak? Kok ada singkong?”

“Saya mau bikin Soto Kuning Bogor. Kesukaan adik saya, Danu.”

Chef Jana membelalakkan matanya mendengar jawabanku, “Apa hubungannya singkong dengan soto?”

“Untuk pengganti nasi. Lihat saja nanti, Chef,” ujarku cepat agar ia lekas bergeser pada peserta lainnya, tidak mengganggu lagi. Meski dapat tambahan waktu, aku harus bergerak cepat untuk menyiapkan semuanya.

Bukannya pergi Chef Jana malah melambaikan tangannya memanggil juri lainnya berkumpul di mejaku. Baiklah sepertinya harus siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dari juri lainnya, itu sudah dapat dipastikan, melihat air muka Chef Jana yang merasa kurang puas dengan jawabanku tadi.

“Hai, Aya. Kamu mau masak apa?” tanya Chef Arman yang baru datang menghampiri Chef Jana dan Chef Rineta yang sudah lebih dulu berdiri dekat mejaku.

“Soto Kuning, Chef,” jawabku singkat. Tanganku dengan terampil memotong singkong yang sudah dicuci menjadi potongan kecil lalu mengukusnya.

“Singkongnya buat apa, Aya?” tanya Chef Rineta memandang kukusan yang baru saja kunyalakan apinya.

“Sebagai pengganti nasi, Chef”

“Dimakan dengan soto?”

“Iya, Chef.”

Mereka berhenti bertanya saat blender menyala, suara berisiknya mengalahkan suara kami. Akhirnya mereka meninggalkan mejaku.

“Oke, Aya selamat bekerja. Kami tunggu masakannya, ya.”

Sigap aku mengoseng bumbu halus, setelah harum aku masukan dalam rebusan daging dan kikil. Mataku sempat berkeliling sesaat ke meja peserta lainnya, mereka tampak sibuk sama sepertiku. Hidangan mereka sepertinya lebih istimewa dibanding masakanku, menarik napas mencoba percaya diri. Biarkanlah, aku memasak sesuai tema dan ingin mempersembahkannya untuk Danu. Juga demi masa depan kami, mendengus pelan mengingat syarat warisanku.

 

Lihat selengkapnya