RIYU
RAHASIA RIYU
Dasar bodoh, selalu ceroboh sama seperti dulu. Kamu tidak banyak berubah sama seperti Aya kecil yang aku kenal dulu. Maafkan, hidup adalah kompetisi begitu juga hubungan kita harus berakhir karena kompetisi orang tua kita.
Masih terekam jelas diingatan, tiba-tiba saja Papi dan Mami melarang aku bermain lagi dengan Aya. Persaingan Ayahnya dan Papi yang memecah belah pertemanan kami. Aku harus kehilangan teman yang selalu menghiburku disaat sedih dan lelah karena kedisiplinan kedua orang tuaku.
Aku menatap Aya mengusap pelan kakinya yang agak bengkak karena tergelincir tadi, sejujurnya merasa kasihan tapi bagaimanapun ia adalah lawan di kompetisi ini. Kata Papi Aya adalah saingan terberatku, sejak awal dia selalu berhasil menarik perhatian para juri melalui masakan sederhana dengan filosofi yang mengagumkan.
Chef Jana yang kaku dan dingin saja, memberi perhatian lebih untuknya. Itu artinya dia adalah saingan terberat yang harus aku singkirkan. “Ingat Riyu, jika tidak bisa diajak berteman berarti ia lawan yang harus disingkirkan agar tujuan kita tercapai,” ucap Papi ketika meminta aku ikut dalam kompetisi masak ini.
Aku menjadi peserta khusus dalam kompetisi masak ini, nama besar Papi dan prestasi Akademikku di London menjadi free pass. Tidak seperti peserta lainnya yang harus berjuang sejak babak penyisihan, aku dan empat orang lainnya langsung ikut babak semi final. Tour Bahan Baku adalah start awal kami, lima orang peserta khusus.
Tapi mulai hari ini semua keistimewaan ditiadakan, kami berlima sama seperti 20 peserta lainnya. Tentu saja kami menjadi bahan perbincangan dan gunjingan peserta lainnya, karena keistimewaan yang kami dapatkan. Tidak dengan Aya, ia seolah tak perduli dengan cara apa aku masuk dalam kompetisi ini. Ia sangat fokus dengan kegiatan kompetisi ini.
Pertemanan masa kecil tinggal masa lalu, sekarang aku harus berhati-hati dengannya. Aya tidak akan pernah tahu ceceran air di lantai karena ulahku. Diam-diam aku merobek kantung oleh-oleh Dania si ceroboh, kater kecil di genggamanku tidak akan terlihat oleh siapa pun, sekali ayun robekan kecil cukup membuat ceceran air di lantai yang akan dilewati Cahaya.
“Ha … ha ... ha …” tawaku dalam hati. Ini baru awal, tunggu kelanjutan rencanaku untukmu, Aya.
Aku adalah penyelamatnya, tidak akan mungkin jadi tertuduh. Memberikan perhatian lebih dan membantunya salah satu cara agar Aya tertarik dan jatuh cinta padaku, agar lebih mudah untuk menyingkirkannya. Kata Papi, “Wanita akan percaya meski dibohongi jika ia jatuh cinta pada kita.”