SPATULA AYA

R Hani Nur'aeni
Chapter #41

Chapter 41

AYA

 

SURAT AYAH

Meregangkan tubuh, membentang tangan, menjatuhkan diri ke kasur seperti pesawat terbang yang sedang mendarat.

Bruuk …

Tubuhku menghantam kasur, terpental sesaat karena pegas kasur. Jadi ingat, Ibu suka mengajakku main jika masih belum ngantuk. Sengaja Ibu bikin aku capek, main loncat-loncat kasur agar lekas tidur. Tubuh kami akan terpental pegas kasur, seperti main trampolin.

Membalik tubuhku ke posisi tengkurap, menyangga kepala dengan kedua tangan. Andaikan Ibu masih ada –

Ah, sudahlah tak perlu lagi berandai-andai. Ibu dan Ayah sudah bertemu kembali dan tenang di alam baka. Aku bangkit dan duduk di tepi ranjang, memberi sugesti positif untuk otak agar bisa melanjutkan hidup.

Aku berdiri menghadap kaca, mengepalkan tangan, “Aku harus kuat, tidak boleh lemah. Aku pasti bisa melalui semuanya! Kamu bisa Aya!”

Menarik napas panjang sambil mengangkat kedua tangan ke udara, menahannya beberapa saat. Lalu menghempaskannya dengan kencang, membuang semua energi negatif dari dalam tubuh.

Di kaca lemari, bola mataku melihat pantulan meja yang ada dibelakangku. Surat Ayah tergeletak di sana. Untuk sesaat, menikmati masa kecilku bersama Ibu, bermain loncat-loncat kasur.

Lihat selengkapnya