Speeders

Lumba-Lumba
Chapter #2

Lap 1: Menuju Kursus Setir yang Sama (1)

“Pagi, Ma!” Moy bergegas menuruni anak tangga. Barusan ia menyapa mamanya yang sedang membaca koran pagi. Seperti biasa Moy memakai maxi dress model tahun 60-an serta topi bertepi lebar. Keduanya berwarna putih. Sebuah dandanan yang lebih cocok buat main drama dibanding pergi kuliah. Tapi itulah Moy.

Moy kelihatan tergesa sekali. Kedua tangannya penuh dengan map-map dan buku besar. Iya, belum sempat memasukkannya ke dalam tas. Pagi ini Moy hendak pergi kuliah.

“Pagi juga,” mamanya menjawab sambil lalu. Perempuan paruh baya itu masih asik menatap surat kabar.

“Ada berita bagus, Ma?” Tanya Moy yang bernama asli May.

Mamanya geleng-geleng kepala, “Dua polisi masuk rumah sakit. Terjatuh dari area parkir mol saat mengejar perampok bank terkenal itu.”

“Seram ya,” Moy bergidik, “seperti di film-film Hollywood saja beritanya.”

Mamanya tersenyum kecut, “Zaman sekarang memang begitu. Dulu waktu di bioskop diputar film-film tentang kejahatan memakai bom, mama hanya tertawa. Khayal amat, begitu komentar mama. Itu sih hanya ada di Amerika sana. Tapi sekarang peledakan bom sudah tak asing lagi di Indonesia. Hal yang dulu ditertawakan karena khayal kini menjadi nyata.”

“Betul Ma,” Moy mengangguk serius, “dulu Moy juga nggak pernah mimpi berkomunikasi dengan teman lewat chatting di internet. Biasanya Moy berkomunikasi jarak jauh hanya memakai 2 kaleng yang disambung benang lurus. Tapi sekarang mimpi Moy jadi kenyataan,” Moy tersenyum.

Tiba-tiba mamanya dan memandang dengan heran, "Kenapa begitu rapi? Mau pergi ke mol?"

"Pergi ke mol? Kok ke mol, sih?" Moy bergegas mengamblaskan map dan bukunya ke dalam tas. Kasar sekali. Ia memang sedang buru-buru, "Mama tega-teganya bilang begitu. Moy mau kuliah, Ma. Harus kuliah lebih serius sekarang."

"Baguslah kalau gitu," mamanya meletakkan surat kabar ke meja, "kamu harus lulus semester ini. Kamu lagi terancam DO, bukan? Tidak boleh malas-malasan seperti kemarin. Pamitnya kuliah, munculnya di mol," mama Moy menggerutu.

"Mama ingin Moy pamitnya kuliah, munculnya di tempat karaoke?"

Lihat selengkapnya