Speeders

Lumba-Lumba
Chapter #12

Lap 11: Praktik Lapangan (4)

Moy dan Roman mendekati rumah tersebut.

Pintu rumah ternyata dibiarkan terbuka lebar.

Begitu Moy dan Roman memasuki rumah, suasana terlihat begitu unik dan mempesona. Rupanya rumah besar itu digunakan sebagai galeri seni. Moy dan Roman berjalan pelan sambil melihat sekeliling. Mereka terkagum-kagum. Pertunjukkan seni yang sedang dipamerkan bertema mobil. Di sini berbagai jenis dan merk mobil dikreasikan dan dipajang dengan pose unik, entah itu berupa satu mobil utuh atau potongan-potongannya.

Perasaan Roman mulai tidak enak. Rasanya Bloody telah salah memilih tempat kecelakaan. 

“Biarkan saja disitu! Jangan dikeluarkan dari jendela!” Seorang pria dengan rambut dan janggut acak-acakan berteriak, “belum pernah kulihat karya seni seunik ini!”

Pria itu adalah seorang seniman sekaligus pemilik galeri. Ia berdiri dengan gemetar di depan wagon Bloody yang menancap di jendela. Tampak bahwa jiwa pria itu terbuai pemandangan di depannya.

Akibatnya, Bloody tidak bisa mengendarai mobil selama seminggu. Pria itu bersikeras menahan mobil Bloody untuk dipamerkan di galerinya hingga 7 hari ke depan. Ia tidak akan minta ganti rugi atas perbuatan Bloody asal Bloody setuju mobilnya dipinjam sebentar. 

Bloody terpaksa kembali ke tempat latihan dengan berjalan kaki. Tentu saja setelah mendengar ceramah dari pak Budiman supaya lebih berhati-hati. Di belakang Bloody, tampak Roman, Moy, dan Hilda mengiringi dengan kepala tertunduk.

Jo Terry melihat mereka dari kejauhan. Ia geleng-geleng kepala. Kursus setir itu aneh sekali. Jo pun beranjak. Ia ingin mengetahui lebih dekat.

Saat sampai di pinggir lapangan ia pun berpapasan dengan Roman.

"Roman?!" Jo Terry heran, "ngapain disini? Masa ikut kursus juga?"

Roman berusah mengelak. Sifat jeleknya keluar.

Lihat selengkapnya