Speeders

Lumba-Lumba
Chapter #14

Lap 13: Speeder-Man vs Turbo Abadi (2)

Pria berbaju batik itu lalu berdiri di samping Lepto. 

“Kok begini sih?” Pria itu mulai mengomel pada Lepto, “dari tadi saya tunggu, nggak ada yang melayani. Saya kan cuma butuh jasa pompa. Lihat, 2 ban saya sudah hampir kempis. Bantuin pompa dong!”

Lepto sendiri tak menggubris. Hatinya sedang tegang. Sudah cukup lama Bloody tidak keluar dari dalam. Apakah ia kepergok? Pandangan Lepto terus terfokus pada pintu tempat Bloody masuk. Pria berbaju batik itu akhirnya hilang kesabaran. Ia pun menarik Lepto ke area servis pompa ban. Lepto, entah saking fokusnya mengawasi Bloody, menurut saja digelandang seperti itu.

“Ayo Bung, cepat dipompa! Saya keburu datang ke kawinan nih,” pria itu terus mendesak. Ia tidak sadar bahwa yang disuruhnya itu sesama pelanggan. Kebetulan, hari itu Lepto memang memakai pakaian yang mirip dengan seragam pegawai Turbo Abadi. Suatu ketidaksengajaan yang membuat pelanggan lain khilaf. Sambil kedua tangannya serabutan memompa ban, pandangan Lepto tetap terarah ke pintu masuk. Ini tidak baik, pikirnya. Mudah-mudahan Moy sudah siap membantu jika terjadi apa-apa dengan Bloody.

“Nah, gitu dong,” pria berbaju batik itu terlihat puas. Kedua ban yang dicemaskannya tadi kini sudah menggembung, “padahal simpel gini. Masa saya harus nunggu lama,” pria itu merogoh dompetnya, “nih uangnya. Nggak usah kembalian ... .”

Selesai menyerahkan uang pada Lepto, pria itu cepat-cepat masuk ke mobilnya dan pergi. Ia tampak begitu terburu-buru. Tanpa melirik sedikit pun, Lepto memasukan uang yang diterimanya ke dalam saku. Ia bahkan tidak sadar bahwa yang diterimanya tadi adalah uang. Konsentrasi Lepto benar-benar masih tertumbuk pada keselamatan Bloody.

Lepto segera mengendap-endap menuju pintu masuk yang tadi dilewati Bloody. Uh, potongan setir yang sedianya akan digunakan sebagai senjata ketinggalan di wagon Bloody. Rasanya kelamaan kalau harus mengambilnya sekarang. Tapi sudahlah. Tanpa senjata pun Lepto juga tidak masalah.

Tapi Lepto jadi membayangkan yang bukan-bukan. Dalam pikirannya, Bloody sedang dikeroyok para pegawai Turbo Abadi yang memergoki aksinya. Mirip daging yang dikerubuti ikan-ikan piranha kelaparan. Rasanya bengkel otomotif ini tiba-tiba berubah jadi hutan Amazon. Orang-orang itu tentu berusaha melindungi kejahatan yang dilakukan. Bodoh. Menyembunyikan mobil perampok adalah suatu pelanggaran huk ...,

Duarr!! Suara ledakan keras mendadak terdengar. Lepto, Moy, dan para pegawai Turbo Abadi yang sedang bekerja terperanjat. Semua seketika menoleh ke jalan raya tempat berasalnya ledakan. Mereka melihat kobaran api serta kepulan asap membubung dari sebuah mobil yang terbalik.

Mobil itu tidak lain adalah milik pria berbaju batik tadi.

Semua itu gara-gara Lepto. Rupanya, karena tidak konsentrasi, Lepto tadi mengisi ban-ban yang dipompanya dengan gas elpiji, bukan udara. Akibatnya, kedua ban belakang itu meledak saat bergesekan dengan aspal. Pantat mobil nahas tersebut langsung menungging tanpa kendali, yang menyebabkan mobil itu terbalik. 

Sebenarnya, saat Lepto memompakan gas elpiji ke ban, masih ada sisa udara di dalam ban.

Ya, baiklah. Lalu kenapa?

Lihat selengkapnya