Speeders

Lumba-Lumba
Chapter #21

Lap 20: Speeder-Man vs Perampok Bank (1)

Sementara itu dalam jip Moy terjadi keributan.

"Stop, stop!" Roman berkata lantang pada Moy, "kenapa kabur?"

"Belum mengerti juga rupanya," Moy jadi gemas. Ia mencengkeram setir, "Kau lihat orang bertopeng tadi? Dialah perampok bank yang terkenal itu. Kita harus kabur darinya. Kau tak mau mati, kan?" Moy menunjuk ke kaca spion, "lihat itu."

Benar juga.

Di belakang, Roman melihat apa yang terjadi. Pengemudi sedan hitam sedang mengejar mereka. Sepertinya benar kata Moy. Pengemudi tersebut adalah perampok bank itu. Dan ia kelihatan sungguh marah. Sedan hitam itu berusaha menempel terus dari belakang.

Sementara Jo sendiri sudah tahu siapa lawannya kali ini. Orang kursus Speeder-Man. Jo masih ingat wajah mereka. Jo pun berani taruhan kalau di sebelah perempuan pengemudi itu adalah Roman Julio, mantan karibnya.

Jo tahu Roman sudah tak jago menyetir. Orang-orang Speeder-Man juga sama. Mereka adalah pecundang saat latihan di lapangan dulu. Semua juga tahu itu. Tapi lihat sekarang. Mereka ngebut dengan lihai sekali. Sedan bertotol dan wagon merah itu bahkan nekat mengejarnya.

Apa yang terjadi? Mereka semua dulu pura-pura bego?

"Blo!" Lepto melongokan wajah keluar jendela. Ia memanggil Bloody. Saat itu mobil mereka sejajar, "Aku tahu orang itu si perampok bank yang terkenal itu. Kau pepet mobilnya dari kanan, aku dari kiri!” Teriak Lepto, "jangan sampai ia mencelakai Roman dan Moy!"

“Beres Nyet!" sahut Bloody sambil mengacungkan jempol dari wagonnya. Kebiasaan memanggil peliharaan tetangga, terbawa.

Dan terjadilah kegilaan selanjutnya.

Bloody menginjak gas lebih dalam. Wagon merah hatinya tahu-tahu sudah di samping sedan Jo. Jo Terry jelas kaget. Ia tak menyangka bisa disejajari oleh cecunguk Speeder-Man.

Jo Terry menoleh. Saat itulah ia dan Bloody bertatap muka. Bloody mencoba memperingatkan Jo dengan mengepalkan kepalan padanya. Kalau di panggung, itu salam rocker khas Bloody. Bloody lalu menggerakkan tangan, menyuruh Jo menepi.

Tubuh Jo terguncang-guncang. Nyaris tak bisa menahan tawa. Dedengkot ngebut baru saja diancam anggota kursus setir. Jo lalu membalas salam Bloody. Ia acungkan balik kepalan tangannya. “Salam manis” dari Jo.

Dan begitulah. Bagaimanapun level mereka tetap berbeda.

Jo Terry dengan sigap menekan pedal gas. Dengan sekali injakan ia berhasil mendahului Bloody. Bloody tentu saja geram melihatnya. Tapi ia juga maklum. Perampok itu sudah lama dikenal sebagai jago balap. Kemampuannya tak diragukan lagi.

Namun nyatanya terlalu cepat bagi Jo untuk bergembira.

Brak! Sebuah benturan dari Lepto menggetarkan mobilnya. Lepto telah menyerempetnya dari belakang. Ia bertindak lebih ganas dibanding Bloody. Jo Terry seketika naik darah. Satu lagi orang kursus membuatnya kesal.

Prang! Kaca spion Lepto dibentur mobil Jo hingga pecah. Balasan untuk tadi. Hilda terpaku pucat. Wanita itu tak bisa bergerak karena tegang. Lepto sendiri tak mau menyerah. Sekali lagi ia membenturkan mobilnya dan kena. Lepto berharap Jo akan selip.

Untuk sesaat Jo menjadi sibuk. Ia menjaga kestabilan mobilnya dari gangguan Lepto dan Bloody. Saat itulah dilihatnya jip biru langit Moy hampir tak kelihatan lagi. Mobil tersebut sudah melesat jauh meninggalkannya. Jo terlalu berkonsentrasi pada sedan bertotol dan wagon merah itu. Ini tak bisa dibiarkan. Jo harus mengejar jip tersebut.

Lihat selengkapnya