Speeders

Lumba-Lumba
Chapter #23

Lap 22: Speeder-Man vs Perampok Bank (3)

Moy sekuat tenaga mengarahkan mobilnya ke jalan Tentara Pelajar.

Ia tak mau berakhir begitu saja di tangan perampok bank itu.

Roman membantu Moy dengan sigap. Ia memberi aba-aba bak navigator. Roman tak lagi gemetar ketakutan meski Moy mengebut.

"Ya, di depan jalan Tentara Pelajar!" Roman memberi laporan, "kita hampir sampai."

"Bantu awasi arus kendaraan dari kanan!" Moy berkata. Jalan Tentara Pelajar adalah jalan satu arah. Jalannya lebih lebar dibanding jalan-jalan lain di kota itu. Cukup leluasa untuk meloloskan diri dari si penjahat.

"Go!" Roman berseru pada Moy. Kebetulan tak ada kendaran melaju dari kanan. Moy dengan cepat berbelok ke kiri dan menginjak gas. Terjun ke arus lalu lintas jalan Tentara Pelajar.

Di belakang, Jo Terry ikut membelokkan setir. Tidak dibiarkannya Moy lolos begitu saja.

"Mau apa lagi mereka?" Jo mulai kesal. Ia sudah bosan main kucing-kucingan. Jo berniat mengakhirinya sekarang juga. Rasanya kondisi lalu lintas sudah cukup sesuai. Jalan raya yang lebar itu sedang sepi. Kedua mobil yang berkejaran kini memasuki sebuah jembatan.

Jo lalu membanting setirnya ke kiri. Saat itu sedannya berada di samping kanan mobil lawan. Jo sengaja membentur mobil lawan agar mobil itu melintir, keluar jalan, lalu menabrak pembatas. Sebuah perbuatan yang sangat berbahaya. Bisa mengakibatkan nyawa melayang.

Moy memekik. Jip biru langitnya tergeser ke samping setelah dibentur Jo. Bagian yang dibentur itu penyok. Kepala Moy sendiri juga terluka. Pelipisnya terbentur dinding mobil. Roman berteriak. Ia bermaksud mengembalikan kesadaran dan konsentrasi Moy dalam menyetir. Namun jip itu mulai tersendat. Mesinnya menderum tidak stabil.

Roman menduga Moy sudah setengah pingsan. Injakan kakinya pada pedal gas sudah melemah. Namun kedua tangan Moy tadi sempat membanting setir ke kanan. Hal itu menyebabkan jip mereka urung melintir keluar jalan.

Namun Jo Terry tidak kenal ampun. Ia sungguh bernafsu membuat jip lawan melintir keluar jalan dan mengalami kecelakaan.

Maka sekali lagi Jo membanting kemudi ke kiri. Sedan hitamnya pun berbenturan dengan jip Moy. Sekali lagi pula kepala Moy membentur dinding mobil. Kesadaran gadis itu makin menghilang. Wajahnya sudah tak bisa ditegakkan lagi dan matanya meredup. Dan hal yang ditakutkan Roman segera menjadi kenyataan.

Pegangan Moy pada setir terlepas.

Roman berteriak panik. Segera saja ia berpindah ke posisi driver dan merebut setir. Merasa tak cukup, Roman pun menjejalkan kakinya ke pedal rem.

Jip Moy meliuk dengan hebat. Tadinya mengarah ke kiri dan akan menabrak pembatas jembatan, kini dipaksa Roman berbelok ke kanan. Saat berbelok tersebut, Roman merasa bokong jip terpental ke kiri. Uh, gaya sentrifugal rupanya. Namun berhasil juga ia membuat jip itu bergerak ke kanan.

Lihat selengkapnya