SPEILET

Evelyn Giulietta
Chapter #3

Chapter 3 : When it all started

Sama seperti hari sebelumnya Clarrelle berangkat sekolah pada pukul 6.30 pagi. Karena neneknya sedang sakit maka Salbane hari ini tidak masuk sekolah. Erica yang terlihat sedang asik berbicara dengan Vensel tiba-tiba berhenti berbicara dan mengalihkan pandangannya pada Clarrelle. Clarrelle yang saat itu sedang duduk di dalam kelas tersebut pun sadar bahwa Erica sedang melihat ke arahnya. Di balik semua itu ternyata Erica sedang memikirkan sesuatu cara agar bisa mengusir Clarrelle dari kelas itu. Lalu tiba-tiba Vensel datang menghampiri Clarrelle dan menyapanya.

 “Halo Clarrelle bagaimana kabarmu ? apa aku boleh duduk di sampingmu ?” tanya Vensel.

Erica yang saat itu melihat Vensel yang tiba-tiba datang menghampiri Clarrelle pun menjadai sangat marah. Karena reflek ia langsung menarik rambut Clarrelle dan berkata,

“eh kamu buruk rupa! Apa kamu piker level mu ini sebanding dengan kami, huh ? coba kamu lihat wajahmu di cermin ini!”

Melihat hal itu Vensel memperingatkan Erica untuk menjaga sikapnya tetapi tiba-tiba Ferlsha melihat ke arahnya seakan memberikan sinyal kepdanya untuk menjaga sikapnya pada Erica. Hal itu membuatnya teringat  akan rahasia yang ia miliki dan takut Ferlsha membongkarnya pada Erica, jadi Vensel pun berubah menjadi diam.

“Ada apa Vensel, mengapa kamu menjadi diam sekarang ? oh apa kamu sudah sadar bahwa Clarrelle itu tidak sebanding dengan mu,huh?”

Sontak saja semua orang yang ada di kelas itu mendukung Erica untuk segera memberi Clarrelle pelajar agar dia sadar. Semua anak yang di kelas itu terlihat sangat membenci Clarrelle sehingga ia segera keluar dari sekolah itu. Semua anak tampak bahagia begitu juga dengan Erica yang senyumnya terlihat yang paling lebar dan bersinar dari yang lainnya, saat melihat Clarrelle pergi meninggalkan kelas.

Clarrelle terus berjalan keluar dan semakin jauh dari sekolah. Ia pun tidak kembali pulang ke rumah nenek dan kakeknya karena ia tidak ingin kakek dan neneknya mengetahui bahwa ia bolos karena di bully oleh semua anak di sekolahnya. Kakinya membawanya masuk ke dalam hutan dan mendekati taman yang indah. Taman yang dimana banyak di tumbuhi oleh bunga matahari yang seakan tersenyum pada Clarrelle.

 Sementara itu di saat yang bersamaan kelas akhirnya di mulai ibu Alison masuk ke dalam kelas dan mulai meng-absen.

 “Selamat pagi anak-anak hari ini ibu akan membagikan hasil dari tugas kelompok minggu lalu tapi sebelum itu ibu akan memulai absen…” ujar bu Alison.

 Saat menyebutkan nama anak muridnya mulai dari murid dengan nama berwalan a sampai pada akhirnya giliran nama Clarrelle di panggil oleh bu Alison, tapi tidak ada respon sama sekali.

 “Clarrelle ? apa hari ini Clarrelle tidak masuk? Oh, kemana anak itu tumben sekali Clarrelle tidak masuk. Anak – anak apa ada dari kalian yang tahu kenapa hari ini Clarrelle tidak masuk?” tanya bu Alison.

Dengan lantang Erica berkata bahwa Clarrelle mungkin sedang tidak enak badan. Bu Alison tidak curiga sama sekali dengan perkata Erica, bahkan ia melanjutkan pelajaran. Hari semakin sore, masih belum ada kabar dari Clarrelle. Bu Alison mencoba menelepon nenek Clarrelle untuk menyakan kabar Clarrelle. Mendengar kabar bahwa Clarrelle hari ini tidak masuk sekolah nenek Clarrelle menyakinkan bu Alison bahwa Clarrelle tidak pernah bolos sebelumnya kecuali ada seseuatu yang terjadi pada Clarrelle. Neneknya pun yakin betul bahwa terjadi sesuatu pada Clarrelle. Hal tersebut membuatnya tambah khawatir. Bu Alison mencoba menenangkan nenek Clarrelle dan ia berjanji akan membantu mencari Clarrelle.

Di tempat yang berbeda Clarrelle yang saat itu berada di taman yang penuhi dengan bunga matahari itu. Ia sangat terpesona dengan bunga matahari itu. Sehingga ia mencoba untuk memetiknya dan membawanya. Tidak jauh dari taman itu terdapat rumah tua yang sangat indah tetapi rumah itu terlihat seperti tidak berpenghuni. Clarrelle mencoba untuk mengetuk pintu tetapi tidak ada yang membukakan pintu itu. Seketika pintu itu terbuka sendiri dan membuat Clarrelle menjadi takut. Meskipun takut ia mencoba melihat apakah ada orang di balik pintu itu. Ternyata rumah itu memang tidak berpenghuni sama sekali. Dalam hati kecilnya Clarrelle pun berseru,

“mengapa rumah sebagus ini tidak berpenghuni sama sekali?”

Ia terus melangkah masuk, dari satu ruangan ke ruangan yang lainnya. Langkahnya pun terhenti di depan cermin besar yang berada di sudut ruang tidur itu.

Karena terkejut melihat pantulannya di cermin Clarrelle pun berkata,

 “mengapa wajahku harus seperti ini ? seandainya saja wajahku bisa kembali lagi seperti semula. Seandainya saja aku mempunyai kekuatan untuk mengembalikan wajahku seperti semula.”

Lalu tiba-tiba saja keluar sebuah cahaya putih dari cermin itu dan pantulannya di cermin mulai bergerak sendiri dan mulai berbicara.

“Hello Clarrelle senang akhirnya bisa bicara denganmu. Apa kamu serius dengan perkataanmu ?”. Sontak saja hal tersebut membuat Clarrelle menjadi terkejut.

 “apa aku tidak salah dengar? Bayanganku di cermin bisa berbicara,hah?” bayangannya pun menjawab pertanyaan Clarrelle

“kamu tidak perlu kaget dengan hal itu, kami para bayangan atau biasa di sebut dengan Odraz adalah makhluk hidup juga sama seperti kalian para manusia. Karena setiap Odraz yang hidup di dalam cermin tercipta dari refleksi manusia itu sendiri sehingga kami para Odraz melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan oleh reflector kami yaitu manusia. Jika kamu tidak mengerti maksudku jadi contohnya aku adalah refleksi dari kamu dan apa yang kamu lakukan di dunia nyata juga aku lakukan.”

Lihat selengkapnya