Spin to Sink: Mikoto Fight to be Better

Romi Bangun Awali
Chapter #2

Sisa Hari Kemarin

Hari berikutnya, Mikoto terbangun pukul 06.19.

"Fuhhh, untung gue nggak kesiangan lagi..." gumamnya sambil mengusap wajah yang belum sempat dibersihkan.

Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantung yang masih terasa berat. Tubuhnya terasa dingin, walau udara pagi itu cukup hangat. Saat mencoba berdiri, lututnya lemas. Ia terhuyung, hampir terjatuh, lalu menyandarkan diri ke tembok kamarnya yang lembap.

Sudah empat hari Mikoto hanya makan di pabrik, itu pun hanya saat jam istirahat. Tak ada sarapan, tak ada makan malam. Perutnya sudah biasa mengeluh, dan ia sudah biasa mengabaikannya.

Ia bersiap dengan langkah lamban. Sepatu kerjanya sudah mulai jebol di bagian tumit, dan seragamnya masih saja bau rokok kemarin. Tapi tak ada pilihan. Mikoto keluar kamar kos kecilnya dan berjalan ke pabrik dengan langkah tertatih.

Pabrik tempat Mikoto bekerja tidak pernah benar-benar sunyi. Mesin-mesin tua berdengung seperti monster besi yang lapar. Suara mesin grinder, tuner, sander, dan gesekan benda logam memenuhi ruangan.

Mikoto mencoba fokus. Tapi ada perasaan aneh. Sejak tadi, dia merasa seperti diawasi.

"Woy, ngelamun aja dari tadi! Tuh, barang lo masih belum kelar. Buru kelarin biar bisa istirahat cepet!" suara keras menyentaknya.

Itu Hori, teman satu bagian Mikoto di pabrik. Ia datang sambil tertawa kecil, membawa sebatang rokok di tangan.

"Gue ada game baru, ayo cobain! Kemarin abis jepe empat juta dari game ini!" katanya dengan nada bangga.

Jepe adalah istilah kemenangan untuk para penjudi di tempatnya berada, khususnya pemain judi online. Mikoto hanya melirik sekilas.

"Gila lo, duit gue sisa 140 ribu doang sialan! Ini aja gue awet-awetin buat nyampe gajian yang masih lama!" balas Mikoto ketus.


"Tumben banget lo kayak gini, biasanya semangat? Mana mental-mental keberanian lo? Gak asik banget, nih anak!" ejek Hori sambil melengos ke kantin.

Mikoto mendesah. "Sialan..." gumamnya. Ia membuka dompet, lalu menghitung ulang. Hanya tersisa 110 ribu. Ia lupa, tadi pagi membeli nasi uduk dan air mineral di warung depan kos. Keputusan kecil, tapi cukup membuat stresnya naik dua tingkat.


Lihat selengkapnya