Spring Day

Zumi05
Chapter #4

Jejak Langkah Ragu di Hiruk Pikuk Myeongdong

Beberapa minggu berlalu setelah janji yang terucap di bawah naungan pohon sakura yang mulai merontokkan kelopaknya. Ji-hoon berusaha sekuat tenaga untuk melawan arus ketakutan yang masih seringkali menyeruak dalam benaknya, didorong oleh ketulusan cinta Hana dan kerinduannya sendiri untuk merasakan kebahagiaan yang lebih utuh dan tanpa keraguan. Mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama di luar batas aman kafe "Spring Day" dan kesunyian studio Ji-hoon. Hana, dengan semangatnya yang tak pernah padam, mengajaknya menjelajahi keramaian kota Seoul, mencoba membawanya keluar dari zona nyamannya yang selama ini diisi oleh kesendirian dan refleksi diri.

Suatu sore yang cerah, Hana menarik Ji-hoon ke dalam hiruk pikuk Myeongdong yang tak pernah tidur. Jalanan dipenuhi lautan manusia yang berdesakan di antara gerai-gerai kosmetik yang memajang warna-warni cerah, aroma jajanan kaki lima yang menggoda selera, dan riuh rendah percakapan dalam berbagai bahasa. Ji-hoon merasa sedikit kewalahan dengan intensitas dan kepadatan lingkungan ini. Ia menggenggam erat tangan Hana, seolah takut kehilangan pegangan di tengah arus manusia yang tak berujung. Hana menyadari kegelisahannya yang terpancar dari raut wajahnya yang tegang dan sesekali memberikannya senyuman menenangkan, membalas genggaman tangannya dengan lebih erat, seolah menyalurkan keberaniannya.

"Kau tidak terlalu menyukai tempat seperti ini, ya?" tanya Hana lembut, suaranya sedikit meninggi untuk mengatasi kebisingan di sekitar mereka, sambil menunjuk ke arah gerobak tteokbokki yang mengepulkan aroma pedas manis yang khas.

Ji-hoon menggeleng pelan, matanya bergerak gelisah mengamati kerumunan di sekeliling mereka. "Bukan tidak suka... hanya saja... terlalu banyak... terlalu ramai. Rasanya... sesak."

"Aku tahu," balas Hana pengertian, meremas lembut tangannya. "Tapi aku ingin menunjukkanmu sisi lain Seoul, Ji-hoon-ah. Bukan hanya kesunyian studimu yang dipenuhi kanvas dan cat. Ada banyak warna di luar sana, banyak kehidupan yang menanti untuk dilihat dan dirasakan."

Mereka berhenti di depan sebuah toko kecil yang memajang berbagai macam pernak-pernik lucu dan menggemaskan. Hana tertawa riang saat melihat gantungan kunci berbentuk beruang kecil dengan pipi merah merona, menunjukkannya pada Ji-hoon dengan mata berbinar. Ji-hoon hanya bisa membalas dengan senyum tipis, merasa sedikit terhibur oleh keceriaan Hana yang menular. Momen-momen sederhana seperti ini, meskipun awalnya terasa asing dan melelahkan bagi Ji-hoon, perlahan mulai mengisi kekosongan dalam hatinya dengan kehangatan yang baru.

Saat mereka berjalan menyusuri gang yang sedikit lebih sepi, Hana tiba-tiba menghentikan langkahnya di depan sebuah toko musik kecil yang memancarkan alunan melodi lembut melalui pintu yang terbuka. Matanya berbinar tertarik, dan ia menoleh pada Ji-hoon dengan senyum penuh ajakan.

Lihat selengkapnya