SUNDAL

Utep Sutiana
Chapter #4

Gadis yang Tumbuh dari Gunungan Sampah

Namanya Ningsih. Bukan nama yang istimewa sebenarnya. Namun, di antara nama-nama orang yang ada di tempat pembuangan sampah itu, nama Ningsih adalah nama yang paling bagus. Kasmin menamai anak perempuannya Komsah, sementara Kasidi, lelaki pendiam yang kerjaannya hanya membuat anak—anaknya sudah tujuh, sementara istrinya sedang mengandung—menamai anak perempuan satu-satunya dengan sebutan Suyatun. Lain lagi dengan Katimin yang menamai anak perempuannya dengan nama Satinah Kuaci, hanya karena ketika ngidam istrinya selalu mengumpulkan plastik bekas bungkus kuaci untuk kemudian disatukannya menjadi alas tidurnya.

Ningsih lahir di atas gunungan sampah. Tidak tahu siapa ibunya. Tidak pula tahu siapa bapaknya. Mak Jum yang dianggap Ning sebagai ibunya, sebenarnya bukan.

Ning tumbuh dan berkembang di tempat sampah. Jadi bila tubuhnya bau dan kotor, itu sudah biasa. Bahkan bukan hanya Ning yang keadaannya seperti itu, orang-orang yang tinggal di sekitar itupun, sama kotor dan baunya seperti Ning.

Suatu saat Ningsih kerap bermimpi bahwa ia akan meninggalkan tempat itu. Tapi Ning bingung, seandainya ia meninggalkan tempat itu, Mak Jum mau tinggal dengan siapa? Ning segera memupus mimpi itu dan kembali menjadi Ningsih yang terbiasa dengan aroma sampah.

Namun, seiring waktu, keinginan-keinginan itu terus bergolak hingga suatu saat Ning mengatakannya kepada Mak Jum.

“Ning sudah besar, Mak. Dan Ning ingin membahagiakan Mak Jum. Tempat ini bukan tempat yang tepat untuk mendapatkannya,” ujar Ning dengan semangat menggebu.

“Mak sudah bahagia,” jawab Mak Jum. “Apalagi?”

Lihat selengkapnya