SUNDAL

Utep Sutiana
Chapter #26

Perkelahian yang Tidak Menghasilkan Apa-Apa

Kang Rido muncul di rumah Sri pada keesokan harinya. Lelaki itu mengatakan permasalahan sesungguhnya kepada Sri. Katanya, “Sri orang-orang itu hendak mencemarkan nama baikmu. Mereka mengatakan bahwa kau, Sri, hanyalah seorang perempuan penggoda yang mau saja dibayar oleh para lelaki untuk menikmati tubuhmu. Mereka pun bilang bahwa kau dulunya seorang wanita penghibur yang diusir karena sudah tidak laku lagi.”

Sri benar-benar merasakan hantaman berat di dadanya. Ia tahu bahwa apa yang dikatakan oleh Kang Rido semuanya adalah benar. Tetapi itu dulu. Dulu sekali, sebelum dirinya mengasingkan diri di tempat ini. Sri ingin berteriak dan menjerit-jerit dan membeberkan semuanya, bahwa untuk saat ini, hal itu tidaklah benar. Ia sudah mengubur semua masa lalu gelapnya itu.

“Atas dasar apa mereka mengatakan demikian Akang? Apakah mereka pernah memergokiku sedang melacurkan diri?” tanya Sri dengan kemarahan yang meletup-letup.

“Entahlah Sri, akang sama sekali tidak tahu.” Sebenarnya Kang Rido tidak tega melakukannya. Namun rasa cinta yang mendalam membuat dirinya luput untuk menggunakan akal sehatnya. Ia melakukan semua itu agar dirinya punya alasan untuk menikahi Sri dengan dalih agar Sri terlepas dari segala fitnah. Ia akan menjadi pahlawan bagi permasalahan Sri.

“Apa yang harus aku lakukan, Kang?” tanya Sri.

Sebenarnya kalimat ini yang paling ditunggu oleh Kang Rido. Dalam hati Kang Rido tertawa penuh kemenangan.

“Akang tidak tahu. Tetapi seandainya Sri mau mendengar saran dari Akang, Akang akan coba membantu.”

“Bantuan macam apa yang akan Akang lakukan untuk Sri?”

“Begini,” Kang Rido menggeser letak duduknya. Sri sepertinya tidak ngeh kalau posisi tubuhnya dengan lelaki itu terpisah jarak yang cukup pendek. “Mereka memfitnah Sri demikian karena Sri hidup sendirian. Dan … Sri perempuan yang sangat cantik. Hidup menyendiri bagi seorang perempuan cantik sepertimu terlalu riskan. Mereka mengira perempuan sepertimu sangat kesepian. Mereka pun mengira bahwa perempuan kesepiaan sepertimu bisa dengan mudah mereka taklukkan. Dalam hal ini, mereka, para lelaki begitu tergoda untuk menggodamu, bukan?” jelas Kang Rido. Sampai di sini Sri paham maksud omongan Kang Rido. Bagaimanapun ia selama ini kerap didatangi oleh para lelaki yang hendak menarik perhatiannya. Sri tidak menyangkalnya, bahkan perlakuan tidak senonoh kerap Sri alami mesti dengan segala cara ia coba menghindarinya.

“Iya, Kang,” jawab Sri.

“Nha, kan. Berhubung kau bukan perempuan seperti itu, sebagaian dari mereka yang merasa kecewa pasti sangat kesal atau juga benci kepadamu Sri karena keinginannya itu tak tercapai. Karena itulah mereka berupaya menjatuhkanmu sekadar membalas kekesalan mereka. Apakah alasan itu bisa dikatakan benar olehmu, Sri?”

Sri mengangguk. “Lantas apa yang harus aku lakukan?”

“Menikah.” Kang Rido menjawabnya dengan tegas.

“Menikah?” Sri terbelalak. Sama sekali bukan itu yang terlintas di pikiran Sri.

“Tapi, Kang… aku tidak mau menikah dengan siapa pun untuk kali ini.”

“Berarti tidak akan ada penyelesaiannya, Sri. Karena itu cara satu-satunya, menurutku. Bukankah dengan bersuami, kau ada yang menjaga dan membela? Dengan bersuami mana mungkin gosip seperti itu akan terjadi.”

Sri membenarkan alasan itu. Tapi Sri tidak ingin menikah dengan siapa pun. Sri hanya ingin menikah dengan lelaki yang selama ini ia tunggu. Badra.

“Tapi aku belum bisa,” jawab Sri lesu.

Lihat selengkapnya