Star Tones

Meuthia Nazhifah Muthmainnah
Chapter #1

Chapter 1

Awalnya semua baik-baik saja. Hawa yang tenang. Asistenku tidak begitu sibuk, hanya menuliskan ulang harga-harga barang. Aku juga berkeliling melihat-lihat barang-barang, kadang mengubah posisinya. Mengelapnya, kemudian beralih ke barang yang lain. Sampai lonceng yang dipasang di atas pintu berbunyi. Seorang pelanggan. Dan sepertinya amat terburu-buru. Jika dilihat-lihat lagi, ia adalah pelanggan yang akan kukecewakan hari ini. Begitu terus sampai tiga kali hari ini dan kini ia mendatangi tokoku lagi.

“Apakah sudah selesai?”

Ini adalah kali keempatnya ia mendatangi ‘toko’ku hari ini. Aku tak ingin dipaksa, tapi aku juga tahu bahwa hari ini tenggat terakhirku untuk menyelesaikan pesanannya. Aku merasa kurang fokus dengan pekerjaan sampingan ini karena akhir-akhir ini aku menemukan petunjuk dari apa yang sedang kuteliti, tugas utamaku memilih pekerjaan ini.

“Maaf, belum. Apakah saya bisa minta tambahan waktu?” tanyaku berusaha mencairkan hatinya. Berharap ia belum kehilangan kemurahan hatinya.

Ia menghela napas, “Baiklah, saya beri waktu selama 12 jam. Dalam 12 jam ke depan, saya akan kembali kesini, menagih untuk terakhir kalinya.”

Ia keluar dari toko. Aku menghela napas lega. Mengelus dada. Segera aku kembali ke ruang kerja dan menyelesaikan pesanan orang itu. Aku menutup pintu yang menghubungkan ruang pribadiku dengan bagian depan toko. Menatap meja dan ruangan yang berantakan. Aku benar-benar harus menyelesaikan pesanan dulu, baru setelah itu kembali berfokus pada penelitianku. Penelitian yang besar. Tak sebanding dengan alat yang sedang kurakit untuk pelanggan tadi. Walaupun harus kuakui, ia memesan barang yang amat rumit, barang baru, rakitan baru, dan kegunaan baru. Ia akan jadi orang pertama yang memakai temuanku ini.

Nah, perkenalkan, namaku Novaria Grafisa. Panggilanku Novi. Seorang ilmuwan Astranema yang membuka toko dan laboratorium sendiri. Belum menikah, tinggal sendiri, dan mewarisi kekuatan gravitasi dan nova sekaligus. Mengapa bisa lebih dari satu? Karena aku adalah seorang blasteran dari blasteran. Ibuka seorang warga kelahiran Fezuya dan ayahku kelahiran percampuran Fezuya-Astranema yang mewarisi kekuatan celestial[1]. Aku terdaftar sebagai warga Astranema.

Sebagai warga Astranema yang mempunyai hak dan harga diri, aku cukup beruntung menjadi aset kebanggaan kerajaan, Astranema adalah kerajaan. Tetapi aku sangat menaruh keprihatinan besar pada para warga Astranema yang tak seberentung diriku. Raja yang seorang tiran dan memiliki kekuasaan dan kekuatan terbesar di kerajaan ini, menindas rakyat yang tak mengikuti perintahnya. Tak memedulikan kejahatan apapun, menarik pajak sebesar-besarnya, dan tak segan memusnahkan apa yang menghalangi jalannya. Benar-benar bentuk raja jahat yang sering digambarkan para penyampai cerita. Parahnya, raja itu adalah raja Astranema, yang bahkan rakyatnya saja tidak satupun mengetahui celestialnya. Yang kami tahu, para bangsawan yang melindunginya memiliki celestial Nebula, benda langit pembentuk bintang di alam semesta. Para tetua biasanya memiliki celestial gugus bintang dan planet, dan bahkan tetua kuno zaman dulu adalah pemilik celestial galaksi.

Asistenku, namanya Syrma. Ia memiliki celestial bintang. Masih jauh kemungkinannya mengeluarkan supernova, jadi dapat dikatakan ia masih memegang kekuatan bintang pada umumnya, reaksi fusi dan sifat benda hitam. Ia adalah asisten terbaikku. Gadis muda yang cantik sudi bekerja denganku yang seorang ilmuwan aneh ini. Betapa beruntungnya diriku.

“Syrma, tolong jaga di depan selama aku bekerja, ya,” pintaku pada Syrma.

“Baik, Nona. Kalau ada apa-apa, Nona jangan lupa memanggil saya,” Syrma menuju pintu.

Anak yang baik dan sopan. Aku merasa amat beruntung. Aku adalah seorang ilmuwan wanita, hal yang bermunculan di Astranema akhir-akhir ini. Aku lulus dari akademi astronomi dan ilmu teknik secara bersamaan. Syrma juga tertarik pada bidang teknik tapi keluarganya tak menyukai kegemarannya mengotak-atik peralatan. Karena itu aku merekrutnya bekerja disini. Toko ini tampak seperti hanya menjual perabotan biasa, tapi juga menerima transaksi dan perjanjian pembuatan barang baru. Seperti yang dipesan pelanggan tadi. Aku juga menerima Syrma untuk mengembangkan penelitiannya.

“Selamat datang, ada yang bisa dibantu?” terdengar Syrma menyambut seorang pelanggan yang memasuki toko.

“Hai, Syrma. Ini Gemma,” pelanggan itu menjawab.

Aku mendengarnya. Tidak masuk akal kedatangan Gemma kesini. Ia, kan, asisten sahabatku, Iwamoto. Mengapa Gemma kesini tanpa Iwamoto?

“Hai, Gemma. Dimana Tuan Iwamoto? Kenapa sendirian saja?” tanya Syrma. Bagus. Syrma seakan sepikiran denganku.

“Maaf, aku hendak menyampaikan kabar,” Gemma berhenti sebentar. “Kabar buruk. Apakah Nona Novaria ada di dalam?”

Aku segera keluar, membuka pintu. “Panggil Novi saja, Gemma. Ada apa?”

Gemma mengatupkan mulutnya rapat. Tapi tak dapat disangkal bahwa aku melihat bibirnya mulai gemetar. Ia menarik tudung jubahnya, mencoba menutupi wajahnya. Itu tak menutupi air matanya yang kemudian mengalir membasahi pipinya.

Lihat selengkapnya