Takdir,
kita tidak pernah tahu bagaimana mereka akan bekerja
yang kita bisa hanya menunggu,
menunggu─di mana mereka akan tiba pada waktunya.
**
Setelah melewati diskusi panjang bersama Jaemin kemarin, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berangkat ke Jeju esok harinya─kota di mana teman lama Jaemin tinggal. Lee Haechan namanya. Mereka berangkat sekitar jam lima pagi dan sampai di Jeju pukul sembilan pagi. Sangat berbeda dengan latar waktu yang terjadi di dalam mimpi Jaemin─dan karena adanya perbedaan waktu itu, diam-diam Jaemin berharap bahwa mereka tidak akan bertemu dengan Park Jisung.
Stara tetaplah Stara, walaupun kemarin dia sempat di buat bingung dengan fikirannya sendiri ... dengan memikirkan siapa itu Park Jisung. Hari ini pribadinya berubah lagi, dia kembali menjadi Stara saat pertama kali jatuh ke bumi─Stara yang menyebalkan dan terus saja berkata wah setiap kali ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Sebelum berangkat, Jaemin sempat pergi─pagi-pagi sekali ke tiga tempat di mana dia bekerja. Lalu, dia meminta izin untuk tidak pergi bekerja selama seminggu dengan alasan harus menjenguk temannya yang sedang sekarat di Jeju─kalau tidak berasalan seperti itu, mana mungkin Jaemin akan diizinkan. Selain meminta izin, dia juga mengambil seluruh gajinya di bulan ini untuk biaya perjalanan.
Walaupun Stara masih menjadi tanda tanya untuknya, tapi Jaemin tetap rela melakukan semuanya, agar Stara bisa bertemu dengan Haechan.
"Ini ... kita mau berdiri di sini aja sampai malem?"
Jaemin mencibir ketika mendengar pertanyaan Stara─yang terdengar seperti menyindir karena dia telah melamun. Merasa kesal, akhirnya Jaemin berjalan masuk lebih dulu ke pekarangan rumah Haechan, Stara lantas mengekor. "Jangan ditinggalin dong."
Jaemin mendekat pada pintu, membunyikan bel sampai tiga kali─pada bel ke empat ... sebuah suara yang terdengar familiar langsung menyahut dari dalam sana.
"Siap─NA JAEMIN!" Laki-laki yang membuka pintu langsung berseru girang, "Kok lo nggak bilang-bilang mau kesini?!"
Jaemin nyengir lebar, "maaf nggak ngabarin dulu, tapi gue kesini juga karna ada sesuatu yang penting, Chan."
"Apaan tuh?"
"Ada yang mau─
"SIAPA CAN?!" Suara wanita paruh baya─yang di duga adalah Ibu Haechan─terdengar dari dalam, Haechan lantas berbalik untuk balas berteriak─menjawab pertanyaan Ibunya.
"NA JAEMIN, BU. TEMEN SMA ECAN─YANG SENYUMNYA KAYAK GULA AREN ITU, BU!" Haechan kembali menatap Jaemin, "Hehehe, tadi kenapa?"
Jaemin tidak menjawab, dia justru bergeser sehingga Stara─yang sedari tadi berdiri di belakangnya─langsung terlihat oleh Haechan. "Gue mau kenalin lo sama ... Stara."
"NA, TAMPAR GUE SEKARANG COBA NA!" Haechan berseru tiba-tiba, dia menoleh cepat pada Jaemin yang sudah terkejut karna teriakannya barusan, "LO─ANJIR! LO KETEMU SAMA CEWEK INI DIMANA?! DIA BUKAN MANUSIA!"
"Memang siapa yang bilang kalo dia manusia?" Jaemin bertanya dengan seringaian lebar, membuat Haechan merinding seketika.
"Gila." Haechan mengumpat frustrasi, lalu fokusnya beralih pada Stara yang masih menatapnya dengan ekspresi polos.
"Heh, benda langit. Kenapa lo bisa nyasar sampe sini?!"
Stara mengerjap cepat, menoleh pada Jaemin yang ternyata sedang memperhatikannya juga. "Jaem, dia tau kalo aku Bintang?" Tanyanya setengah tak percaya.
"Kayak apa yang udah gue bilang. Dia bisa tau siapa lo─gimana karakter sampai seluk beluk kehidupan lo. Namanya Lee Haechan, kenalan dulu coba."
"Nanti aja kenalannya." Haechan menyela cepat, "gue lagi cuci baju emak gue, dan di rumah gue nggak ada makanan. Mending lo berdua duduk dulu di dalem, setelah gue selesai nyuci, kita cari makan sekalian denger semua cerita lo."
Jaemin menghela napas saat Haechan sudah masuk lagi ke dalam rumah, dia menepuk pundak Stara pelan, membuat gadis itu langsung menoleh padanya.
"Haechan emang gitu orangnya."
*