STARA ; Discovery of Seven Stars

Putri Anjani
Chapter #14

13 : Promise

Teruntuk para bintang pendamping,

aku mungkin tidak tahu se-gelap apa masa lalu kalian.

Tapi kali ini, biarkan aku berjanji satu hal

aku berjanji, aku akan menjadi penerang kalian di masa depan.

 

"Kamu beneran ... sakit?"

Ekspresi Stara berubah seratus delapan puluh derajat setelah mendengar penuturan Haechan tadi. Senyum lebarnya sudah tergantikan dengan raut khawatir yang sangat kentara, Stara itu sangat perasa, sehingga dadanya terasa begitu sesak sekarang.

Sakit katanya? Haechan sakit?

Haechan mengangguk disertai senyum tipis, tatapannya menerawang pada langi-langit malam, seolah kilas balik tentang kehidupannya di masa lalu sedang tergambar di sana. "Sebelum tinggal di Jeju, gue pernah tinggal di Seoul. Lo tau kan gue temen SMA-nya Jaemin?" Stara mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan Haechan, "Waktu itu tepat di hari kelulusan, gue diculik. Pengalaman yang bener-bener pingin gue lupain tapi dalam satu waktu juga pingin gue kenang. Gue di sekap dalam satu ruang tanpa ada celah udara dan perabotan apapun di dalamnya, dan semenjak hari itu gue jadi trauma sama sesuatu yang ... apa ya, bisa dibilang kosong? Pokoknya dalam ruang yang pengap tanpa ada apapun di dalamnya─gue nggak bisa ada di tempat kayak gitu lagi."

Haechan menceritakannya dengan amat tenang, seolah-olah semua yang baru saja terucap dari bibirnya bukanlah masalah yang besar. Padahal, Stara yang sedari tadi hanya berperan sebagai pendengar sudah merasakan sesak yang luar biasa.

Sebenarnya terbuat dari apa hati Haechan?

"Gue berhasil kabur satu hari setelahnya─tau nggak? Setelah satu hari di sekap, gue di tinggalin gitu aja tanpa di kasih makan ataupun minum. Mereka seolah menculik gue hanya untuk membuat gue menghilang dari dunia. Beruntung, gue bisa nemuin celah buat kabur hari itu, gue nggak mikir buat langsung pulang ke rumah, yang gue fikirin hari itu adalah gimana caranya gue bisa dapet pasokan udara yang lebih dari cukup, karena hari itu gue hampir aja ... mati." Haechan memelankan suaranya pada akhir kata, "Sejak hari itu, paru-paru gue bermasalah. Mama gue mutusin buat pindah ke Jeju setelah nemuin gue, dan alasan kenapa gue nggak kerja sampai sekarang karena gue nggak bisa terlalu cape. Kalo gue ngelakuin sesuatu hal yang terlalu berlebihan, paru-paru gue bakal kumat, dan lo tau kan apa yang bakal terjadi selanjutnya?"

"Haechan ...." Stara tidak mampu melanjutkan kalimatnya lagi, dia menatap Haechan lekat-lekat berusaha mencari sebuah kebohongan dari matanya, tapi tak ada apapun selain kejujuran. Apa yang dikatakan Haechan beberapa menit lalu memang benar, semua orang pasti punya rahasia dan masalahnya masing-masing, tidak perduli siapa mereka, bagaimana mereka, pasti mereka punya sisi terapuh dalam kehidupannya.

Seperti Haechan yang selalu bersikap menyenangkan untuk menutupi topeng menyedihkan tentang penyakitnya.

"Apa sebelum pindah ke Jeju, Mama kamu nggak nemuin penjahatnya─maksud aku, siapa yang nyulik kamu? Apa kamu nggak tau?" Tanya Stara.

Haechan menjentikkan jarinya, "Pertanyaan yang bagus," Jawabnya seraya menaik-turunkan alisnya, di saat-saat seperti ini dia masih saja bertingkah menyebalkan. "Awalnya gue juga bingung, buat apa mereka nyulik anak SMA yang modelan kayak gue? Kaya aja enggak, gue berasal dari keluarga sederhana. Ganteng? Mungkin aja sih mereka nyulik gue karena takut kalah saing sama gantengnya gue, Jaemin aja kalah ganteng sama gue─tapi di luar itu semua, gue udah coba cari tau siapa yang nyulik gue, dan gue nemuin dua fakta yang bikin gue kaget saat itu juga ...."

"Fakta apa?!"

"Penculik itu salah target, bukan gue yang harusnya mereka culik tapi ... Jaemin."

Stara terperangah, kenapa Jaemin?

"Mungkin lo lagi berfikir sekarang, kenapa orang kayak Jaemin harus di targetkan sebagai korban penculikan. Kita sama, karena gue juga sempet berfikir kayak gitu. Tapi setelah gue tau siapa dalang di balik penculikan itu, gue udah tau apa yang mendasari semuanya. Gue bersyukur karena bukan Jaemin yang diculik saat itu, karena kalo itu bener-bener Jaemin, mungkin mereka udah bunuh Jaemin hari itu juga."

"Siapa dalang dari semuanya?"

Haechan menghela napas berat, "Dia─"

"PERGI!!"

*

Saat Renjun kembali menginjakkan kakinya di rumah Haechan, hal yang pertama kali menyambutnya adalah sunyi. Sebelumnya, Renjun pamit untuk kembali ke hotel sebentar karena ingin melihat keadaan saudara kembarnya─Reana. Tapi, selain karena alasan itu, Renjun juga memilih mengasingkan diri sejenak karena adanya kehadiran Chenle di tempat ini.

Lihat selengkapnya