Start Over

Ang.Rose
Chapter #2

Nice to meet you

Sudah menjadi rutinitas pagi bagi Jasmine dia mengitari hotel memastikan semua berjalan dengan lancar, dia juga meminta Lucy untuk menginap di hotel sementara waktu, sampai Jasmine sudah mendapatkan assesment yang lengkap.

Dia pergi ke dapur untuk bertemu dengan chef karena kemarin dia belum bertemu dengan chef.

“Chef Rey ada?” tanya Jasmine.

“Saya,” ucap sang chef yang sedang menyiapkan bahan-bahan bersama dengan yang lain.

“Jasmine, kita belum kenalan kemarin.”

“Oh, maaf bu saya gak ikut kemarin.”

“Gak papa gak masalah kok, saya boleh nyicip gak?”

Chef Rey tersenyum karena cara Jasmine meminta seperti anak kecil yang takut dimarahi, dia pun memberikan sebuah olahan tiram yang diberikan perasan lemon. Jasmine pun menerimanya dengan senang hati lalu memakan dengan hati-hati. Seketika itu wajahnya berubah, matanya berbinar dan dia tersenyum lebar.

“Enak!” ucapnya.

“Terima kasih, kalau memang enak.”

“Ah enak banget sumpah! Makasih chef, lanjut aja saya gak enak ganggu lebih lama.”

“Kalau laper kesini lagi aja ya bu.”

“Jasmine, panggil Jasmine aja.”

“My pleasure.”

Jasmine tersenyum lalu pergi dari dapur dia pergi ke Ballroom dan melihat ruangan itu sudah mulai dihias sesuai dengan apa yang dia minta.

Tiara dan Lucy pun juga ada untuk mengawasi dekorasi tersebut. “Gimana?” tanya Jasmine.

“Oke kok aman.”

“Halo, Jasmine.”

“Halo juga Tiara. Paduan warnanya bagus.”

“Saya tambahin beberapa, dan–” Tiara mengambil sebuah buket bunga dan memberikannya ke Jasmine, “buat Jasmine sama Lucy.”

“Wah makasih banyak.”

“Wah, saya baru kali ini di kasih bunga.”

“Sama-sama, dengan senang hati.”

Lucy terlihat sangat senang, tapi dia menatap Jasmine, dia menatap Jasmine miris karena dia tahu orang itu belum istirahat sejak kemarin. “Istirahat dulu, nanti malem kita panjang banget loh.”

“Gue ke pinggir kolam dulu ya.”

“Oke.”

Jasmine berjalan ke arah kolam renang, dia duduk di kursi lalu mengambil ponselnya, sambil menunggu nada sambung itu berubah dia memainkan air dengan kakinya.

“What’s up, sweetheart?”

“Udah di pesawat belum?”

Terdengar hembusan nafas yang sangat keras dari ujung telepon. “Dari Sydney ke Jakarta tuh hampir enam setengah jam, gue juga ambil penerbangan langsung tenang aja sih.”

“Ya tolonglah cepetan dateng, emang masih berantem lo?”

“Enggak sih, udah baikan kemarin malem.”

“Yaudah kalau gitu buruan.”

“Dih astaga. Kenapa sih lo takut ketemu dia?”

Kali ini hembusan nafas berat itu muncul dari Jasmine. “Bukannya takut, tapi lo kan tau gue kabur karena dia.”

“Semua orang juga tahu, bahkan pacar gue pun tahu, my dad too, everyone knows Jasmine.”

“Gue kabur, karena gue gak tahan dengan apa yang udah dia lakukan, lo juga tahu sebenernya gue takut balik kesini. Karena dia pasti benci gue.”

“Oh he is. Gue yakin dia pasti benci lo, tapi ya, buat apa lo mesti takut? Toh dia juga gak peka, sama apa perasaan lo, kenapa lo mesti peka sama perasaan dia?”

“Ah, udah sana naik pesawat! Bye!” ucap Jasmine lalu mematikan panggilan itu.

Jasmine terdiam sambil melihat ke kolam renang yang airnya terlihat begitu tenang. “What should I do?” ucapnya sambil menahan air matanya.

“What do you want to do?” sebuah suara berat dari arah belakang mengejutkannya.

Jasmine menoleh karena dia tahu betul itu suara siapa, laki-laki yang selalu ada untuknya ketika perasaannya terluka.

Orang yang selalu mengunjunginya dan orang yang mengabulkan permintaannya, orang yang paling mengerti perasaannya.

Jasmine tersenyum bahkan hampir menangis ketika melihat wajah itu.

“Kakak!” teriaknya.

Laki-laki itu membuka tangannya menyuruh Jasmine untuk memeluknya.

Jasmine pun berlari memeluk orang itu dengan erat. Orang itu membalas pelukan Jasmine dan mengelus kepalanya yang kecil itu.

“Kamu apa kabar?”

“Baik, Kak Yesa apa kabar? Lama banget gak pernah nengokin aku di Sydney.”

“Maaf ya, maklum lagi masa transisi, tapi kakak tetep jagain kamu kok.”

“Aku tahu kok. Kak…,” Jasmine ingin bertanya tapi berhenti.

“Yohan baru aja bikin ulah semalem,” ucap Yesa yang sudah mengerti apa maksud Jasmine.

“Kenapa? Bikin apalagi dia?”

“Dia hampir jadi korban sex-tape, untungnya Devan dateng jadi gak sempet kejadian.”

“Tumben? Dia gak di tempat Adel?”

“Justru itu yang aneh, dia ke tempat Adel bukan ke tempat siapa-siapa.”

Lihat selengkapnya