Yesa duduk di samping tempat tidur adiknya sambil memegang sebuah tab yang sedang memutar CCTV kejadian semalam, dia bahkan tidak percaya melihat Jasmine yang melakukan interogasi.
“Van,” panggil Yesa sambil mematikan tampilan tersebut, dia merasa dia sudah cukup melihat kejadian itu.
“Ya Pak.”
“Kamu tau Yohan kan? Kamu beneran gak tau dia lagi nyari tahu apaan?”
“Saya sempat bicara dengan Mas Adel, Mas Yohan katanya lagi nyari tahu tentang perusahaan kosmetik yang baru berdiri sekitar setahun yang lalu.”
“Setahun yang lalu?”
Devan hanya mengangguk.
Yesa dan Devan tahu bahwa Yohan adalah orang yang sering mencari informasi dari orang lain, dan jika dia sudah mencari tahu tentang sesuatu dia akan mendapatkannya dengan cara apapun.
Tapi, dua kali sudah dia kehilangan kesadaran, ini pasti ada sesuatu.
Yohan sepertinya sudah mulai sadar ketika, dia mulai bergerak ke kanan dan ke kiri.
Yesa pun langsung melempar bantal sofa ke wajah Yohan dan membuatnya bangun.
“Siapa sih! Elah!”
Yohan hampir meledak dan ingin marah, namun ketika dia melihat Yesa sedang duduk di depannya dengan pakaian rapi dan juga Devan yang berdiri di sampingnya.
Yohan langsung duduk di kasur sambil menahan sakit kepala setelah mabuk kemarin.
“Ada meeting di luar?”
Yesa tanpa basa basi langsung melemparkan kamera kecil yang dipakai di ruangan kemarin.
“Kemarin lo mabuk lagi dan dibawa lagi ke ruang private. Lo sebenernya lagi ngapain sih?”
“Gue gak bisa ngomong sekarang.”
“Yohan, gue gak pernah meremehkan penilaian lo, tapi ketika udah 2 kali lo hampir jadi korban sex-tape, gue rasa lo sekarang harus ngomong sama gue, ini ada apa sebenernya?”
“Gue gak bisa bilang kak, ini bukan sesuatu yang harus lo khawatirin.”
“Kalau lo gak pengen bikin gue khawatir, harusnya hal kaya gini gak perlu sampe kejadian.”
Yohan menatap Devan dan dia pun mengerti dan langsung keluar dari kamar Yohan.
“Kak, gue tahu pada akhirnya gue akan bilang ke lo apa yang gue cari tahu, tapi enggak sekarang, karena gue juga belum tahu .”
“Devan bilang lo cari tahu tentang perusahaan kosmetik.”
“Rubah licik,” Yohan spontan bicara sambil melihat ke pintu.