Yohan keluar dari mobilnya dia mencoba menelusuri sendiri apa yang terjadi semalam, ya dia tahu bahwa ada yang aneh dengan yang terjadi, seperti kata Yesa, ada yang salah dengan kejadian ini.
Hal yang sedang dia cari tahu sebenarnya tidaklah sesuatu yang berbahaya, dan sekarang dia hanya ingin memastikan apa ini tentang hal itu atau tentang hal lain.
“Adel ada?” tanya Yohan pada seorang penjaga.
“Yohan? Udah sober lo?” Adelian muncul begitu dari private room.
“Sober? Itu bukan mabok Del.”
Adelian mengangguk. “Ya, iya sih, lo gak sadarkan diri bukannya mabok. Tapi lo udah yakin bisa nyetir?”
“Udah, abis ditabok Yesa gue.”
“Nggak mungkin, kakak lo? Mukul? Gak percaya gue.”
“Udahlah, gue pengen nanya sesuatu ama lo.”
Adelian mengelap tangannya dengan kain lalu membuka kulkas dan mengambil air mineral. “Soal semalem?”
“Iya, gue minta CCTV dong, boleh kan?”
Adelian mengerutkan keningnya. “Lo gak salah?”
“Kenapa? Gak boleh? Harus pake surat Polisi?”
Adelian menggelengkan kepalanya. “Bukan maksud gue, Alexa udah ambil rekaman CCTV semalem.”
“Dia beneran dateng kesini kemaren?”
“Iya, duduk deh,” pinta Adelian, dia mengambil tab dan memutar rekaman semalam. “Bartender gue bilang ada orang yang ngajak ngomong dia dan nanyain lo, terus waktu gak lama lo di ajak masuk Alex dateng dan waktu dia dobrak itu pintu, dia liat lo udah buka baju, cewek yang bawa lo aja di tabok balik sama dia.”