Yohan kembali ke dalam hotel, dia mencari Jasmine apakah masih di kolam renang, dan ternyata memang masih ada.
Yohan dengan santai berjalan menghampiri dia, duduk disamping Jasmine yang ternyata sudah ada dua gelas martini disana.
“Kenapa lo kesini lagi?” tanya Jasmine, walau tanpa melihat dia tahu siapa orang yang memakai parfum black opium, itu hanya Yohan.
“Buat nanya lo, by the way, ini Martini buat gue?”
“Untuk apa gue repot-repot nyiapin minuman buat lo, itu buat gue.”
“Dua gelas? Bukannya lo masih kerja?”
Jasmine menoleh ke samping menatap Yohan. “Yohanes Topaz Lesmana, apapun yang gue lakukan itu bukan urusan dan tanggung jawab lo, udah gak usah banyak basa-basi, lo mau ngomong apa sama gue?”
Yohan tidak suka, ketika nama lengkapnya disebut, karena baginya, hanya ibunya yang boleh memanggilnya seperti itu.
“Oh, sorry, gue lupa lo paling gak suka kalau ada orang yang manggil nama panjang lo.”
“Lex, apa sih yang terjadi sama lo?”
“Gue? Gak ada apa-apa.”
“Bullshit, cowok itu, itu mantan lo?”
“Robert? Lo ketemu dia?”
“Ya gue juga sempet ngobrol sama dia, kenapa? Lo takut dia ngasih tahu sesuai tentang lo ke gue?”
Jasmine tersenyum lalu menggelengkan kepala. “Mau lo ngomong sama Robert atau gak, gue gak peduli, lagi pula apapun yang dia bilang ke lo, gak ada urusannya sama gue.”
“Lo yakin? Gak ada urusannya sama gue?”
“Ya memang, mau dia bilang gue selama di sana selalu sedih tentang lo, pada kenyataannya itu bener.”